Mohon tunggu...
Ilalangg.id
Ilalangg.id Mohon Tunggu... Jurnalis - Berita Warga Sipil

Celotehan Warga Sipil | TikTok Ilalangg.id | Instagram Ilalangg.id | Hello Ilalanggid | YouTube Putra Ilalangg dan Ilalangg ID

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sebuah Jurnal

30 Desember 2018   01:16 Diperbarui: 30 Desember 2018   01:22 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di 360 Hari kaki menyusuri kerikil bebatuan terbakar mentari, menghangatkan raga kala senja tiba lalu merebah dengan malam yang begitu panjang

Banyak suka duka menghinggapi memberi nasehat pada diri, di paksa hidup ditengah semesta ironi

Di sela hari kurang dari 24 jam akan berganti menjadi lembar baru kehidupan

Apapun yang sudah terlewat, perlu lekas teracatat agar menjadi prasasti

***

Ada masa yang ditatap jauh dari hari hari kemarin, tak lekas sedang terbayang hari ini bersama romantisnya rintik hujan 

Malam ini tak jua ku menulis sajak sajak romantis, hanya kalimat beberapa kata yang menggoreskan napak tilas shankara

***

Masih ada waktu jika tuhan masih memberi kesempatan, menanam benih menjadi gabah padi , menanam biji menjadi ubi , meracik kata menjadi puisi 

Tiada yang terlewat satupun, dimana cerita yang selalu diwarnai suka duka, dimana harapan yang selalu dipayungi harap harap kecemasan, ketakutan , juga kebisingan

ya , waktu seolah menjadi senjata pembunuh paling misterius, dimana sebait cerita akan dibenamkan lalu dibunuh tanpa kehormatan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun