Di 360 Hari kaki menyusuri kerikil bebatuan terbakar mentari, menghangatkan raga kala senja tiba lalu merebah dengan malam yang begitu panjang
Banyak suka duka menghinggapi memberi nasehat pada diri, di paksa hidup ditengah semesta ironi
Di sela hari kurang dari 24 jam akan berganti menjadi lembar baru kehidupan
Apapun yang sudah terlewat, perlu lekas teracatat agar menjadi prasasti
***
Ada masa yang ditatap jauh dari hari hari kemarin, tak lekas sedang terbayang hari ini bersama romantisnya rintik hujanÂ
Malam ini tak jua ku menulis sajak sajak romantis, hanya kalimat beberapa kata yang menggoreskan napak tilas shankara
***
Masih ada waktu jika tuhan masih memberi kesempatan, menanam benih menjadi gabah padi , menanam biji menjadi ubi , meracik kata menjadi puisiÂ
Tiada yang terlewat satupun, dimana cerita yang selalu diwarnai suka duka, dimana harapan yang selalu dipayungi harap harap kecemasan, ketakutan , juga kebisingan
ya , waktu seolah menjadi senjata pembunuh paling misterius, dimana sebait cerita akan dibenamkan lalu dibunuh tanpa kehormatan