Biasanya seseorang akan memilih foto selfie terbaiknya untuk diunggah di media sosial. Berbagi selfie di platform media sosial dapat membantu seseorang merasa lebih terhubung dengan teman dan keluarga, serta membangun komunitas yang mendukung. Tak jarang, seseorang dapat menemukan teman lama atau keluarga yang hilang kontak berkat foto selfie yang ada di media sosial. Â
Peningkatan Kepercayaan Diri
Mengambil dan melihat hasil selfie yang bagus dapat meningkatkan rasa percaya diri seseorang, membuat mereka merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri. Terlebih lagi, jika foto selfie mendapatkan respons positif dari orang lain. Hal ini tentu dapat meningkatkan rasa penghargaan diri semakin tinggi.
Narsisisme dalam Budaya Selfie
Di sisi lain, budaya selfie juga dapat memicu perilaku narsisistik, di mana individu menjadi terlalu fokus pada penampilan dan pencitraan diri. Berikut beberapa aspek negatif dari budaya selfie:
Pusat Perhatian
Orang yang sering mengambil dan mengunggah selfie mungkin melakukan itu untuk mencari perhatian dan validasi dari orang lain, yang bisa menjadi tanda narsisisme. Mereka merasa lebih baik dari orang lain serta mengharapkan pujian dan kekaguman dari orang lain.
Obsesi pada Penampilan
Munculnya fitur editing dan filter pada kamera, baik digital maupun telepon genggam, semakin mendorong seseorang untuk menciptakan foto selfie sesempurna mungkin. Dalam kurun waktu tertentu hal ini dapat memengaruhi kesehatan mental seseorang. Seseorang menjadi tidak puas dengan bentuk tubunya di dunia nyata.
Hingga pada akhirnya selfie dapat mendorong obsesi yang tidak sehat terhadap penampilan fisik, memicu perasaan tidak aman dan tekanan untuk tampil sempurna.
Kecanduan Media Sosial