Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yuk Intip Ateis, Agnostik, dan Asupan Pendidikan Islam di Jerman Abad 21

11 Januari 2021   05:00 Diperbarui: 11 Januari 2021   05:03 1477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kebebasan beragama di Jerman. Sumber gambar : APF/Angela Farah

Potret Sistem Pemerintahan Jerman merupakan republik federal dengan kurikulum pendidikan Jerman dapat diformulasikan Agama Islam. Sebuah studi dari Abdurrofi  baru menemukan bahwa siswa 18 kali lebih banyak yang akan tertarik Islam. Abdurrofi A. Azzam mengatakan kelas agama Islam mendorong integrasi dan melawan ekstremisme, radikalisme, intoleranisme dan terorisme.

Ilustrasi guru mengajar murid mengenai bahasa arab dan pendidikan Islam di Jerman selama covid-19. Sumber foto : alliance/rick Bamman
Ilustrasi guru mengajar murid mengenai bahasa arab dan pendidikan Islam di Jerman selama covid-19. Sumber foto : alliance/rick Bamman

Pada tahun  2021 sekitar 154.000 siswa di 800 sekolah di seluruh negeri saat ini menerima pelajaran agama Islam melalui zoom meeting dan aplikasi sejenis, peningkatan yang signifikan dari yang menghadiri pelajaran tersebut 10 tahun lalu. Menurut statistik resmi dari 16 kementerian pendidikan negara Jerman dari usia enam hingga 18 tahun.

Kebijakan kementerian pendidikan mengenai kurikulum dengan bantuan cendekiawan  dan ilmuwan tepat mengenai kajian Islam ditampilkan sebagai kekuatan budaya dan pencipta lingkungan di mengorientasikan perdamaian antara dunia barat dan dunia Islam. Temanya selalu terbatas pada daerah Dekat dan Timur Tengah yang damai dan investigasi masalah konflik peradaban Islam.

Hak konstitusional untuk kelas agama diformulasikan pendekatan kritis dan pemberian solusi dari setiap konflik timur tangah membuat objektif pelajar dari studi kasus menemukan ide-ide yang cukup baru di Jerman. Banyak pelajar Jerman sudah memahami bahwa konflik di Timur tengan bukan karena agama tapi karena kepentingan elite agama dan politisi yang mengatas namakan Islam untuk perang yang merupakan distorsi Islam di Timur tengah.

Siswa berusia 14 tahun untuk seluruh periode investigasi  kepentingan elite agama dan politisi yang mengatas namakan Islam untuk perang. Temanya selalu terbatas pada daerah Dekat dan Timur Tengah. Informasi yang tepat  jarang menyebabkan kesalahpahaman, rasisme, dan kebencian kepada pemeluk Islam di Jerman.(*)

Referensi : 1 2 3 4

Berlin, 11 Januari 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun