Mohon tunggu...
Abdurrofi
Abdurrofi Mohon Tunggu... Ilmuwan - Penyuka Kopi dan Investasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Investasi gagasan untuk masa depan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Yuk Intip Ateis, Agnostik, dan Asupan Pendidikan Islam di Jerman Abad 21

11 Januari 2021   05:00 Diperbarui: 11 Januari 2021   05:03 1477
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kebebasan beragama di Jerman. Sumber gambar : APF/Angela Farah

"Indeks Pendidikan Berbasisi ketimpangan di dunia"diakses 9/01/2021 dari  Departemen Riset Statista 

Departemen Riset Statista Indeks dapat memiliki nilai antara 0 dan 1. Nilai asli telah dikalikan 1.000 untuk ilustrasi yang lebih baik. Semakin tinggi nilainya, semakin rendah ketimpangannya. Berdasarkan Indeks pendidikan berbasis ketimpangan di negara tertentu pada tahun 2019 bahwa Jerman rendah ketimpangan pendidikan.

Berdasarkan data diatas bisa diasumsikan bahwa ketimpangan pendidikan rendah merupakan kondisi kemerataan lulusan pendidikan dari penduduk di suatu Jerman. Ukuran ketimpangan pendidikan adalah indeks gini pendidikan yang mengukur rasio rata-rata capain tahun pendidikan dari semua penduduk.

Masjid Pusat Köln Gaya Arsitektur modern abad 21. Sumber Gambar : thearchitect.pro/Abdurrofi
Masjid Pusat Köln Gaya Arsitektur modern abad 21. Sumber Gambar : thearchitect.pro/Abdurrofi

Ketimpangan pendidikan rendah menyebabkan masyarakat menjadi agnostik hingga mereka transformasi masuk Islam. Mereka menjadi warga negara masih tetap menjadi yang terbaik. Menurut Aristoteles, Bentuk terburuk dari ketimpangan adalah mencoba membuat hal-hal yang tidak setara menjadi setara.

Jerman berhasil membangun kesetaraan pendidikan dan rendah ketimpangan sehingga Islam masuk ke Jerman dengan melalui kompetensi mengelola data dan fakta peradaban Islam dikotomi ini, bukan hanya pada tataran pemilahan tetapi masuk pada wilayah kemampuan berpikir holistik.

Pendidikan mulanya menjauhkan dari Tuhan karena semakin tinggi nilainya berpikir, namun puncaknya pemikiran ialah semakin rendah untuk menjadi agnostik dan semakin tidak bisa menolak Islam. Skema yang lebih baik karena Islam  bagi para mualaf mendukung pengembangan bakat berpikir sebagai naluri manusia di Jerman. 

Jerman dan Agama Islam Terbuka Fakta dan Data

Jerman dan Agama Islam terbuka fakta dan data. Sumber gambar : dokumen pribadi
Jerman dan Agama Islam terbuka fakta dan data. Sumber gambar : dokumen pribadi

Berbeda Islam masuk ke Indonesia melalui budaya, Jerman menawarkan cara baru yang tidak terbayangkan untuk bekerja dengan, memvisualisasikan, dan menganalisis data dan fakta hingga mereka menolak agnostik dan menjadi mualaf sehingga Islam di Jerman berbeda dengan Islam di Nusantara.

Terlepas dari apakah data disimpan di gudang dan database yang canggih atau dalam tabel dan file teks sederhana: Orang Jerman dapat mengaksesnya melalui konektor yang dioptimalkan sesuai kebutuhan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun