Mendorong ASEAN untuk mengadopsi standar regional yang lebih kontekstual, sehingga Indonesia menjadi "norm entrepreneur" di Asia Tenggara.
Menghubungkan standar lokal dengan supply chain global (contoh: sertifikasi sawit berbasis kearifan lokal yang diakui internasional).
4. Regional Blok Engagement
Fragmentasi global membuka ruang bagi Indonesia untuk memperkuat posisi dalam blok-blok alternatif.
Meningkatkan peran dalam BRICS+, terutama dalam agenda LCT dan dedolarisasi.
Memimpin ASEAN Payment Connectivity (APC) melalui QRIS cross-border, sehingga Rupiah menjadi instrumen regional yang kredibel.
Menjalin aliansi strategis dengan negara-negara Global South (Afrika, Amerika Latin) dalam isu komoditas strategis (nikel, litium, CPO).
5. Resiliensi Domestik & Industri Strategis
Globalis order bekerja dengan menekan rantai pasok negara berkembang. Indonesia perlu memperkuat basis domestik.
Hilirisasi komoditas mineral dan energi harus dipadukan dengan industrial policy yang terintegrasi (EV battery, energi terbarukan, agritech).
Pembangunan sistem pangan nasional berbasis desa dan koperasi untuk mengurangi kerentanan terhadap standar ESG global.