Mohon tunggu...
Abdul Wahid Ola
Abdul Wahid Ola Mohon Tunggu... Tenaga Ahli Anggota Komisi III DPR RI 2019-2024

Sedang Belajar Membaca

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Baranusa, Kompas Sejarah Islam dan Politik Alor

5 April 2025   20:54 Diperbarui: 5 April 2025   20:54 916
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Abdul Wahid Ola (Sumber: Dokumen Pribadi)

Ungkapan Nabi dan para ulama diatas merupakan benchmark atas tradisi mudik umat manusia ke kampung halamannya setelah lama merantau dengan berbagai alasan.

Sebagai generasi muda Baranusa yang lahir, tumbuh, dan kemudian merantau di Jawa Barat selama 22 tahun, maka tulisan ini merupakan bentuk kerinduan dan kepedulian terhadap lawo tana yang ingin saya ajukan sebagai diskursus.

Saya ingin memulai dengan menyebutkan kalimat, bahwa Baranusa adalah salah satu kompas sejarah politik dan islam di Kabupaten Alor.

Sebagai sejarah politik, Baranusa merefleksikan identitas kerajaan yang telah berusia ratusan tahun. Diperkirakan tahun 1520 Baranusa telah dipimpin oleh Raja Boli Tonda. Itu artinya, kerajaan Baranusa telah memiliki struktur pemerintahan dan politik yang telah bekerja ditengah masyarakat, atau sekitar sekitar 438 tahun sebelum adanya pemerintahan Kabupaten Alor yang dibentuk pada tahun 1958.

Selain itu, dalam Kakawin Nagarakretagama, sebuah puisi Jawa kuno dari abad ke-14 yang ditulis oleh Mpu Prapanca, seorang pujangga kerajaan Majapahit pada tahun 1365 saat pemerintahan Raja Hayam Wuruk (1350--1389), menyebutkan bahwa wilayah "Galiyao" sebagai bagian dari daerah kekuasaan Majapahit. Beberapa ahli seperti seperti Barnes (1982) dan Rodemeier (1995) mengidentifikasi "Galiyao" sebagai wilayah yang mencakup Pulau Pantar atau kerajaan yang meliputi wilayah Pantar dan (mungkin) Baranusa, serta bagian timur Alor.

Sebagaimana diketahui bahwa Kakawin Nagarakretagama merupakan salah satu sumber rujukan sejarah terpenting tentang kejayaan Majapahit dan wilayah-wilayah kekuasaannya. Naskah ini ditemukan kembali di Lombok pada tahun 1894 dan menjadi warisan budaya dunia yang diakui oleh UNESCO.  

Meski penyebutan "Galiyao" dalam Nagarakretagama menunjukkan bahwa wilayah tersebut dianggap sebagai bagian dari kekuasaan Majapahit pada abad ke-14, tentunya ini membutuhkan penelitian yang lebih mendalam oleh generasi Baranusa agar potongan sejarah ini dapat disempurnakan.

Disamping itu, penelitian tersebut juga guna mengetahui dan menghubungkan beberapa sumber sejarah yang mengaitkan bahwa pembentukan kerajaan Pandai dan Baranusa diawali pada tahun 1310 saat ada utusan kerajaan Majapahit yang tiba di kedua wilayah tersebut.

Dengan rujukan diatas, tidak mengherankan jika sejak dahulu hingga kini, cukup banyak generasi Baranusa yang berkiprah di dunia politik, pemerintahan, dan legislatif.

Sebagai kompas sejarah islam, Baranusa sangat dikenal sejak dahulu sebagai "lawo sallang" (kampung muslim). Secara etnohistoris pengakuan ini tidak hadir begitu saja, namun lahir dari sejarah panjang penyebaran islam di Kabupaten Alor.

Dari berbagai sumber yang diketahui, masuknya Islam ke Baranusa diperkirakan pada abad ke-15 melalui tiga tokoh sentral, yakni Imam Muhktar, Djou Gogo, dan Imam Abdullah. Mereka berprofesi sebagai dai, guru ngaji, dan juru sunat. Imam Mukhtar diperkirakan tiba lebih dulu sekitar tahun 1517-1520. Kemudian pada tahun 1523 disusul oleh Djou Gogo dan Imam Abdullah. Ketiganya diyakini merupakan utusan dari kesultanan Ternate bersama lima Gogo bersaudara lainnya yang tersebar di Alor. Hingga kini, masih terdapat makam Imam Mukhtar di bekas kampung lama orang Baranusa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun