Mohon tunggu...
Abdullah Syarif
Abdullah Syarif Mohon Tunggu... Pegiat Sosial

Mengajar, Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antara angan dan ajal sebagai tepian

6 Maret 2025   14:28 Diperbarui: 6 Maret 2025   14:28 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mensyukuri Nikmat Sehat dan Waktu

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda:

"Ada dua nikmat yang berharga yang kebanyakan manusia mengabaikannya, yakni nikmat sehat dan kesempatan."

Betapa sering kita terbuai oleh kesibukan dunia hingga lupa bahwa kesehatan dan waktu luang adalah karunia yang tak ternilai harganya. Kita baru benar-benar menyadari betapa berharganya kesehatan ketika tubuh mulai melemah, ketika penyakit datang dan menghalangi langkah kita. Begitu pula dengan waktu, kita sering menyia-nyiakan kesempatan beramal, baru menyesal ketika waktu telah berlalu dan tak bisa kembali.

Banyak orang yang begitu berambisi mengejar harta, mengorbankan kesehatan demi kekayaan. Mereka bekerja siang dan malam, melupakan tubuh yang butuh istirahat, mengabaikan makanan yang menyehatkan, dan lalai terhadap ibadah. Namun, ketika akhirnya mereka meraih harta yang diidamkan, tubuh mereka telah rapuh. Segala yang dikumpulkan dengan susah payah akhirnya habis untuk membeli kembali kesehatan yang telah hilang.

Sungguh, harta tak ada artinya dibandingkan dengan kesehatan. Dan kesehatan pun tak akan berarti jika tidak digunakan dalam kebaikan. Sebab, yang lebih berharga dari sekadar sehat adalah bagaimana kita memanfaatkan kesehatan itu untuk beribadah, berbuat baik, dan mengisi waktu dengan amal yang bermanfaat.

Maka, sebelum nikmat sehat dan waktu luang itu diambil dari kita, marilah kita manfaatkan sebaik-baiknya. Gunakan tubuh yang masih kuat ini untuk bersujud kepada Allah, gunakan waktu yang masih tersisa untuk berbuat kebaikan, sebelum penyesalan datang dan waktu tak bisa diputar kembali.

Jangan Terlena oleh Angan-Angan Dunia

“Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurau, perhiasan, saling berbangga di antara kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanamannya mengagumkan para petani, kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu melihatnya menguning, lalu menjadi hancur. Dan di akhirat ada azab yang keras serta ampunan dari Allah dan keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS.  Al-Hadid : 20)

Betapa banyak manusia yang diberikan kesempatan dalam hidupnya—kesempatan untuk meraih kesuksesan, membangun kekayaan, dan mencapai impian duniawi. Namun, tidak sedikit yang tenggelam dalam ambisi tanpa batas, hingga lupa bahwa setiap jiwa telah ditetapkan ajalnya. Mereka terus berlari, mengejar dunia, seolah-olah hidup ini akan berlangsung selamanya.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah menggambarkan hakikat hidup ini dengan sebuah perumpamaan yang mendalam. Sebagaimana yang disampaikan oleh Abdullah bin Mas’ud, beliau menggambar sebuah kotak panjang, dengan garis di tengah yang menjulur keluar, serta garis-garis pendek di sepanjang jalannya. Lalu beliau bersabda:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun