Mohon tunggu...
Abdullah Syarif
Abdullah Syarif Mohon Tunggu... Pegiat Sosial

Mengajar, Membaca dan Menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Antara angan dan ajal sebagai tepian

6 Maret 2025   14:28 Diperbarui: 6 Maret 2025   14:28 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Allah Azza wa Jalla telah memperingatkan kita dalam firman-Nya:

"Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati. Dan sesungguhnya hanya pada hari Kiamat sajalah kalian akan diberi balasan dengan sempurna. Maka barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu." (QS. Ali 'Imran: 185)

Dunia ini boleh kita manfaatkan—bekerja, berusaha, mencari nafkah untuk keluarga. Namun, jangan sampai kesibukan itu membuat kita lalai dari tujuan akhir kita. Allah memperingatkan dalam firman-Nya:

"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kalian dari mengingat Allah. Barang siapa berbuat demikian, maka mereka itulah orang-orang yang rugi. Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami rezekikan kepada kalian sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kalian; lalu dia berkata, ‘Ya Tuhanku, sekiranya Engkau berkenan menunda (kematian)ku sedikit waktu lagi, maka aku akan bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang saleh.’ Tetapi Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu (yang ditetapkan) telah datang. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan." (QS. Al-Munafiqun: 9-11)

Betapa banyak manusia yang menyesal saat ajal datang menjemput. Mereka ingin kembali ke dunia, ingin memperbaiki amal, ingin bersedekah, ingin beribadah dengan lebih baik. Namun, semua itu sudah terlambat.

Maka, janganlah kita menunggu hingga penyesalan itu datang. Waktu kita di dunia sangat terbatas. Setiap detik yang berlalu adalah langkah yang mendekatkan kita kepada kematian. Persiapkanlah diri dengan amal kebaikan. Jangan biarkan angan-angan panjang mengalihkan kita dari hakikat kehidupan yang sesungguhnya.

Menggapai Ridha Allah dengan Keikhlasan

Setiap kebaikan yang kita lakukan—ibadah, sedekah, atau amal kebajikan lainnya—hendaknya selalu kita niatkan hanya untuk mengharap ridha Allah Azza wa Jalla. Sebab, amalan yang dilakukan dengan hati yang tulus dan ikhlas akan bernilai di sisi-Nya, meskipun mungkin tak ada seorang pun yang mengetahuinya.

Janganlah kita berharap pujian manusia atau balasan dunia atas kebaikan yang kita lakukan. Dunia ini hanyalah tempat ujian, bukan tempat pembalasan. Jika kebaikan kita dibalas dengan sanjungan, janganlah terbuai. Jika balasan tak kunjung datang, janganlah berkecil hati. Ingatlah, Allah Maha Melihat setiap amal, sekecil apa pun itu, dan Dia tak akan menyia-nyiakan usaha hamba-Nya.

Betapa banyak orang yang kecewa karena berharap imbalan duniawi dari kebaikannya. Namun, mereka yang beramal hanya demi Allah, hatinya akan selalu tenang. Sebab, ia tahu bahwa pahala sejati menantinya di akhirat—di tempat yang kekal, di sisi Rabb yang Maha Adil.

Maka, mari kita luruskan niat, lakukan kebaikan dengan penuh keikhlasan, dan yakinlah bahwa setiap amal yang dilakukan karena Allah tak akan pernah sia-sia. Biarlah dunia tak membalas, karena Allah telah menyiapkan ganjaran yang jauh lebih mulia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun