Mohon tunggu...
Abanggeutanyo
Abanggeutanyo Mohon Tunggu... Wiraswasta - “Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Nama : FM Al-Rasyid ---------------------------------------------------------------- Observe and be Observed

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Belajar pada Helga dan Wika, Tak Perlu Euforia Jadi Ketua DPR

4 Oktober 2019   12:25 Diperbarui: 17 Juli 2021   01:09 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ragnhildur Helgadttir, fyrst kvenna ingforseti 1961. Gambar : althingi.is

Wanita memimpin DPR (Dewan Perwakilan rakyat) telah banyak terjadi di seluruh dunia. Apapun sebutannya untuk ketua DPR (People's Repersetative Council Speaker atau speakers of national and territorial lower houses atau lainnya) telah sangat banyak wanita dipercaya menjadi ketua DPR.

Pasca PD-2, seiring dengan pengakuan terhadap hak wanita meningkat di segala bidang termasuk dalam politk telah banyak"membuka pintu lebar-lebar paa wanita untuk berpolitik. Beberapa wanita akhirnya mencapai karier memuaskan dalam dunia politik

Dalam dunia parlemen (majelis rendah) pun memperkenalkan wanita memimpin DPR (majelis rendah).

Pada 1961 Ragnhild Helgadttir seorang politisi muda terpilih menjadi Lower House of the Althing Islandia. Ketika itu usianya baru 31 tahun.

Meski cuma menjabat cuma satu tahun tapi ia telah menorehkan catatan sejarah sebagai wanita pertama yang memimpin majelis rendah setingkat DPR. Helga kemudian dipilih menjadi salah satu menteri kebinet Islandia pada 1962.

Terpilih menjadi anggota DPR pada usia 25 tahun lalu menjadi ketua DPR Islandia pada usia 31 tahun merupakan prestasi luar biasa dalam perjalanan karir politk Helga. 

Dapat dibayangkan betapa bangga dan berbunganya hati Helga mendapat pengakuan atau aktualisasi diri sedemikian besarnya. Kiprah Helga telah memberi inspirasi pada wanita-wanita Islandia menjadi polikus ulung hingga dalam blantika politik Islandia.Tapi apakah Helga lantas berbunga-bunga hingga bak mabuk kepayang?

Tidak ada gambar yang memperlihatkan Helga mabuk kepayang, euforia over dosis menjurus kagum pada diri sendiri. Gambar di atas yang penulis dapatkan dari situs resmi  althingi.is  memperlihatkan salah satu sikap sederhana Helgadottir ketika memimpin sidang perdananya pada Desember 1961.

Apakah Helga merayakan keberhasilan itu seperti sebuah kemenangan besar-besaran bersama teman-teman partai politiknya (Indpendence Party) tidak jelas. Meski pada saat itu media sosmed dan HP belum secanggih saat ini diyakini Helga dan teman-temannya tidak larut dalam mabuk kepayang.

Mungkin itu gaya "kuno" Helga, kata yang meragukan kesederhanaan Helga merayakan karir politik pada masa lalu.

Baik. Mari lihat pada salah satu wanita lainnya yakni Elbieta Barbara Witek, The Speaker of Sejm (DPR Polandia) yang menjabat sejak 9 Agustus 2019.

Dia akrab ditulis Elbieta Witek, mantan menteri dalam negeri ini adalah salah satu politikus top di Polandia saat ini. Dia terpilih sebagai ketua DPR Polandia setelah ketua sebelumnya Marek Kuchcinski mengundurkan diri akibat perbedaan pendapat. 

Lahir pada 17 Desember 1957 Witek menjadi politikus disegani dalam partai Law and Justice berhaluan nasional konservative yang baru dibentuk 18 tahun lalu.

Pada hari dilantik menjadi ketua DPR Polandia (Marshal of The Sejm) Witek hanya mendapat tepuk tangan dan karangan bunga dari rekan sejawat separtainya. Dan itu sudah cukup memberi kepercayaan dan semangat bagi Witek memimpin lembaga tergolong sangat ganas  itu.

Witek usai dilantik. Gambar : wiadomosci.gazeta.pl
Witek usai dilantik. Gambar : wiadomosci.gazeta.pl

Lupa pada pesta, sehari dilantik Witek langsung beraksi di pentas politik. Dari akun facebooknya, Rabu 2 Okotber 2019 beberapa gambar memperlihatkan beberapa kali Witek berkunjung ke berbagai tempat. Selain itu kegiatan ramah tamah bertemu dengan anak-anak Taman Kanak-kanak yang berkunjung ke kantornya.

Witek dalam pertemuannya dengan anak-anak TK.Gambar dok.Penulis capture dari Youtube
Witek dalam pertemuannya dengan anak-anak TK.Gambar dok.Penulis capture dari Youtube

Tentu bukan Helga dan Witek saja punya cara sederhana menyikapi sukses berkarir dibidang politik yang telah membawanya kemana-mana. Masih banyak "Helga dan Witek" lainnya menyikapi melambungnya karier politik mereka secara sederhana namun sangat profesional.

Ia pintar bukan dipintar-pintarkan. Ia menjadi politkus bukan karena garis keturunan. Ia meroket bukan juga karena dirakit oleh ayah dan ibunya. Potensi karir Witek masih besar sekali. Mungkin saja Witek jadi salah satu kandidat calon pemimpin Polandia di masa akan datang.

Jika dalam banyak  hal kita meniru negara lain yang telah maju tak salah dalam bersikap menjadi politikus ulungpun sepantasnya profesional dalam tindak tanduk dan meniru contoh ke dua wanita profesional di negara maju di atas. Salah satunya berguru pada Witek dari Polandia yang punya bendera nyaris sama (cuma dibalik) dengan Indonesia.

Gambar : polandesia.files.wordpress.com 
Gambar : polandesia.files.wordpress.com 

Jika suatu saat rekan pembaca budiman terutama yang wanita dilantik menjabat apapun posisinya (ingatkan teman-teman) jadikan cara dan gaya ke dua wanita di atas sebagai pedoman dalam merayakannya. 

Jangan tiru-tiru gaya penulis ketika dulu diangkat jadi bendahara kelas saja musti pesta nyanyi diiringi gitar dansajian makanan kari kambing semalam suntuk, hingga telat masuk sekolah keesokan paginya, hehehee..

Abanggeutanyo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun