Mohon tunggu...
Tri AyuniPratiwi
Tri AyuniPratiwi Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Orangtua dan Guru dalam Proses Belajar Anak

23 Oktober 2019   21:58 Diperbarui: 23 Oktober 2019   22:15 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

          Anak kecil dalam lingkungan keluarga sebenarnya telah belajar keterampilan, misalnya memungut benda-benda, mengenakan pakaian, memakai alat-alat benda dan sejenisnya. Saat memasuki bangku Sekolah Dasar, mereka melanjutkan belajar keterampilan yang baru, seperti menulis, dan menggambar dengan alat-alat tertentu. Begitupun seterusnya hingga anak tersebut melanjutkan pendidikannya hingga ke Perguruan Tinggi. Mereka akan belajar lebih banyak lagi. Bila kesempatan meneruskan pendidikan formal terputus, mereka bisa melanjutkan pendidikan non formal, disana mereka lebih banyak memperoleh kesempatan belajar untuk meningkatkan keterampilannya seperti menjahit, mengetik, mengukir kayu, dan sebagainya.

 

            Keluarga merupakan tempat pertama bagi anak untuk mengembangkan keterampilannya. Awal dari keterampilan adalah pemahaman. Mula-mula orang tua memberi penjelasan mengenai gerakan-gerakan apa yang harus mereka lakukan dan urutan-urutannya, bila perlu dilengkapi dengan gambar-gambar serta demonstrasi sampai mereka memperoleh pengertian dan pemahaman yang jelas. Setelah memperoleh hasil yang sesuai dengan tujuan sementara yang telah ditetapkan, barulah secara perlahan dibimbing dan diajak menambah kecepatan aktivitas ini sampai keterampilan tersebut lancar tanpa memikirkan lagi urutan gerak, luwes, dan cepat.

 

            Lima indra yang dimiliki oleh manusia normal sangat membantu mengenal dunia luar bahkan dirinya sendiri aktivitas ini biasa disebut pengamatan. Orang tua dalam membantu anak agar memperoleh kesan/tanggapan yang benar dan jelas, setidaknya mengusahakan dan menyediakan lingkungan nyata atau yang mendekati nyata dengan memberi kesempatan kepada mereka bisa mengamati langsung atau dengan barang tiruan, gambar-gambar, rekaman-rekaman, peta, dan lain-lain. Kesan-kesan yang benar dan jelas tersebut akan sangat membantu mereka dalam mengingat dan melakukannya di kehidupan nyata.

 

            Setelah keterampilan, selanjutnya adalah anak belajar sikap. Kecenderungan jiwa individu untuk menerima atau menolak sesuatu hal/orang berdasarkan penilaian terhadap sesuatu hal/orang tersebut bagi dirinya, biasa disebut sikap. Biasanya sikap tidak muncul secara tiba-tiba, melainkan melalui proses yang panjang. Mula-mula individu mengenal sesuatu/seseorang, ingin mengerti dan faham tentang kebaikan dan manfaat dirinya. Kemudian disusul munculnya perasaan senang atau tidak senang, baru muncul sikap dan pada gilirannya kecenderungan ini agak menetap pada individu tersebut dan ingin berkecimpung dalam bidang itu.

 

            Untuk menanamkan sikap terhadap nilai-nilai/norma-norma agama maupun norma-norma sosial, anak harus dikenalkan, mereka harus diberi pengertian yang cukup jelas mengenai manfaat dan keburukan bila melanggar norma-norma tersebut dengan penjelasan yang bisa diterima, artinya sesuai dengan tingkat perkembangan mereka. Orang tua sebaiknya tidak hanya sekedar memberi contoh, tetapi harus menjadi contoh dalam kehidupan sehari-hari. Dengan lingkungan harus turut mendukung nilai-nilai, terutama pendidik. [2]

 

Keramahan tidak dapat diperoleh dari seorang pemarah , rendah diri tidak dapat ditimba dari orang yang sombong dan seterusnya. Kecuali penanaman pengertian dan contoh nyata juga masih perlu penghargaan. Anak merasa mantap bahwa sesuatu hal baik atau buruk sangat tergantung dari pengalaman yang mereka lalui, bila sesuatu dihargai oleh lingkungannya, mereka selanjutnya berusaha untuk tetap melakukannya dan sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun