Kemarin, 17 Agustus, lapangan sekolah gue menjadi ruang di mana seni, disiplin, dan nasionalisme bertemu. Upacara HUT RI ke-80 bukan sekadar ritual tahunan, melainkan sebuah pengalaman musikal yang---anehnya---sulit gue lupakan.
Yang paling membekas di telinga gue adalah langkah kaki kakak tingkat, Andi alias Rendi, komandan upacara dari kelas 12 B. Setiap hentakannya seolah beresonansi dengan sound system sekolah yang kadang nyaring, kadang parau. Tapi justru di situlah terjadi sesuatu yang unik: harmoni tak terduga, yang bagi gue terdengar seperti sebuah komposisi klasik.
Bayangan gue langsung melayang pada Symphony No. 40 in G Minor, Molto Allegro karya Mozart. Sebuah karya yang ditulis dalam birama 2/4 (alla breve, tanda "C" dicoret), birama yang merepresentasikan ketegasan dan disiplin militer. Langkah kaki Andi, dengan ritme yang konsisten, ibarat contrabass dalam sebuah orkestra---menjadi fondasi ritmis, seperti derap drum marching band yang menuntun keseluruhan pasukan.
Sementara itu, posisi gue di vokal grup sekolah membuat imajinasi gue bermain lebih jauh. Seakan-akan suara kami adalah gesekan violin dan viola, berpadu dengan hembusan oboe, klarinet, hingga flute. Semua instrumen itu berlapis, menambahkan nuansa lembut yang kontras dengan hentakan keras di tanah.
Yang menarik, di kepala gue, melodi itu membawa aroma Pulau Dewata---Bali. Pulau yang bagi turis asing kerap dianggap sebagai negara tersendiri, padahal ia bagian dari Indonesia. Bali, dengan gamelan dan tarian-tarian sakralnya, hadir metaforis di telinga gue: keindahan melodi yang berpadu dengan ketegasan langkah militer.
Di sinilah gue merasa: upacara kemerdekaan tidak hanya bicara tentang baris-berbaris, hormat, atau pengibaran bendera. Ia bisa menjelma pengalaman estetik, sebuah simfoni yang menyatukan nasionalisme, disiplin, dan seni dalam satu ruang waktu.
Kemarin, gue bukan hanya murid yang berdiri mengikuti upacara. Gue adalah pendengar, sekaligus komposer diam-diam, yang menuliskan partitur kemerdekaan dalam hati gue sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI