Saat ini saya ingin mencatat kenangan-kenangan saat saya kecil. Mumpung masih diberikan ingatan, walau sebenarnya sudah banyak ingatan yang hilang atau bergeser karena tahun-tahun yang berlalu.
Waktu saya kecil, saya dekat sekali dengan mama saya. Mungkin karena saya anak bungsu, sehingga terlihat lebih dikasihi daripada saudara lainnya. Ingatan paling lama interaksi saya dengan mama adalah saat saya umur sekitar 4 tahun, saya diajak pergi ke sebuah rumah. Sepertinya itu rumah salah satu atasan papa saya. Oh ya, keluarga kami tinggal di kompleks tentara yang luas.
Sewaktu berada di rumah atasan papa tersebut, saya diminta menyanyi dan lalu diberi hadiah biskuit dan sebuah jeruk manis yang besar sekali. Saya senang sekali tapi karena terlalu antusias dengan kegembiraan, waktu pulang saya melompat-lompat lalu jatuh dan lutut saya berdarah. Saya menangis kesakitan dan tidak tahu bagaimana kemudian mama saya membawa saya pulang. Mungkin digendong. Sampai di rumah, saya masih menangis.
Saya sayang sekali sama mama saya, waktu itu saat saya TK suatu hari saya tidak pamit saat pergi sekolah. Biasanya kan selalu cium tangan mama. Entah waktu itu lupa kenapa. Sepertinya karena ada beberapa teman yang lewat depan rumah dan mengajak saya berangkat.
Qadarullah, pulangnya saya pun tidak langsung pulang ke rumah. Teman-teman saya yang sebetulnya rumahnya masih di kompleks tentara yang sama, mengajak saya main.
Saya tahu bahwa saya harus pulang, tapi saya takut menolak ajakan teman saya. Kami berjalan menuju rumah teman saya dan sampai di persimpangan, saya merasa salah satunya adalah jalan ke rumah saya tapi saya takut bilang kalau saya mau pulang saja. Saya juga nggak yakin bahwa itu benar-benar jalan menuju rumah saya. Akhirnya saya tetap ikut teman. Walaupun saya bingung juga nanti pulangnya bagaimana?
Ternyata karena saya tidak pulang-pulang ke rumah, mama saya khawatir. Beliau mengendarai vespa mencari saya di rumah-rumah dinas dan asrama di kompleks tentara yang luas, hingga menemukan saya di rumah teman saya. Saya pun pulang duduk di boncengan vespa. Saya lupa apakah mama saya mengajak saya bicara sepanjang jalan. Yang jelas setiba di rumah, saya langsung turun lalu lari masuk ke sebuah kamar di rumah saya dan ngumpet  di bawah kolong tempat tidur takut dimarahi.
Pintu kamar terbuka dan kakak saya menjulurkan kepala di pintu, rupanya dia mencari saya. Tapi dia tidak melihat saya. Dia sudah hendak menutup pintu lagi, lalu saya bersuara - menangis. Saya ingin ditemukan.
Kakak saya tidak jadi menutup pintu. Kakak saya bilang, "Tidak ada di sini, tapi ada suaranya," lalu kakak saya menemukan saya di bawah kolong dan meminta saya keluar.
Saya lupa kejadian selanjutnya tapi sepertinya saya tidak dimarahi. Peristiwa itu membuat saya berjanji tidak akan pernah lagi mengulanginya dan akan selalu pamit mencium tangan mama saya setiap pergi ke sekolah.
Gimana sobat Kompasianers, menurut sobat, apakah saya dulu anak kecil yang lucu? Hehehe.