Tanga-tangan lembut  itu terus menyapu punggungku berulang-ulang. Hingga akupun tidak kuasa tidak menoleh. Ternyata Tira sudah berdiri di belakangku dengan senyum-senyum.
"Bagimana bukunya, enak di baca toh."
"Iya."
Tira lalu duduk di sampingku kemudian mengambil buku yang sementara kubaca itu. Pada sampul buku itu tertulis judul, Prahara di Uwentira. Sebuah novel yang diserahkan oleh Tira  padaku.
"Sebagai orang baru di Kota Palu ini, Tiro harus tahu itu Uwentira. Sebuah kerajaan jin yang luar biasa besarnya. Konon katanya Kerajaan  ini terletak di Kebun Kopi, sebuah hutan antara Kota Palu dan Kabupaten Parigi. Istana Kerajaan Uwentira itu terbuat dari emas. Saking hebatnya Kerajaan Uwentira, bala tentaranya kalau berkumpul bisa penuhi semua lautan yang ada di Indonesia ini. Dari kisah inilah orang tuaku terinspirasi hingga namaku, Uwentira Putri."
Usai jelaskan tentang Uwentira, Tira mencubit pahaku keras sekali. Tapi cukup nikmat dan enak rasanya. Katanya biar aku sadar dari lamunan novel yang kubaca itu.
Makassar, 29 Desember 2017
Note: Kesamaan nama dan tempat  hanya kebetulan belaka,semuanya rekaan penulis semata.