Mohon tunggu...
Ummu el Hakim
Ummu el Hakim Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hanya seorang emak biasa

Penyuka alam dan rangkaian kata

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Memaknai Liburan, Bukan Sekadar Hiburan

27 Desember 2019   04:06 Diperbarui: 5 Januari 2020   20:33 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : manado.tribunnews.com

Meski begitu, di balik suasana liburan kiranya bendera silaturahmi semakin kencang dikibarkan. Dengan dalih, "mumpung liburan". Beragam resiko tak begitu diindahkan. Yang terpenting bisa melewati bersama orang-orang tercinta yang dirindukan.

Disini aku tidak membahas mengenai ragam resiko liburan. Namun aku tertarik dan sedikit mengulik bagaimana memaknai liburan. Sehingga tak sekedar menjadi sebuah hiburan. Mengingat begitu banyak kejadian yang ditimbulkan dari kelalaian dalam menyentuh makna "liburan".

Seandainya saja orang tau. Ketika mereka sibuk menyambut datangnya "liburan". Padahal "liburan" itu sendiri masih terlihat duduk manis di sudut ruang. Terbingkai romansa indah yang menyelimuti. Menanti jiwa-jiwa yang butuh relaksasi. Saat dimana terbebas dari beragam tugas yang tentu penuh sensasi.

Seperti yang dilansir Wikipedia, "Hari libur atau liburan adalah suatu masa di mana orang-orang meluangkan waktu yang bebas dari pekerjaan atau dunia persekolahan. Umumnya liburan terjadi pada pertengahan tahun atau akhir tahun, juga pada hari raya."

Nah, betul sekali. Liburan merupakan saat di mana orang-orang lepas dari beragam aktivitas. Dan sebetulnya tak diwajibkan melakukan mobilitas. Namun itu sah sah saja, sepanjang tak melampaui batas. Pun disesuaikan dengan kapasitas. Baik secara fisik maupun finansial yang jelas.

Begitulah liburan sengaja dicanangkan. Pada intinya bukan untuk menambah beban pikiran. Melainkan mengistirahatkan agar tak terjadi kepenatan. Serta berujung pada kelelahan fisik dan mental secara berlebihan.

Jangan kita memaksakan kondisi. Semisal terlampau penat, sebaiknya saat berlibur hindari membawa kendaraan pribadi. Disamping akan menambah rangkaian kemacetan. Juga beresiko besar terhadap keselamatan.

Finansial. Ini juga tak kalah penting. Semisal kita tak punya banyak biaya, jangan memaksa pergi ke luar kota atau tempat wisata yang aduhai harganya. Jika tidak terpaksa, berkeliling kota pun sudah istimewa. Memaksakan diri sama halnya menambah catatan beban. Sehingga makna liburan menjadi terabaikan. Sangat rugi bukan?

Jika kita mau sedikit mengulik. Liburan sejatinya memiliki makna relaksasi pikiran yang cukup menarik. Merupakan waktu di mana otak perlu diistirahatkan. Dari hiruk pikuk aktivitas yang dijadwalkan. Sebab organ manusia tentu mempunyai banyak keterbatasan. Sehingga harus diupayakan dalam menjaga kesehatan.

Kiranya liburan menjadi saat yang tepat meletak sejenak beban yang diemban anggota badan. Sehingga dapat diminimalisir terjadinya kelelahan fisik pun mental secara keseluruhan. 

***
Begitulah kiranya memaknai liburan agar tak hanya sekedar hiburan. Namun perlu memperhatikan pula permasalahan kesehatan serta keselamatan. Relaksasi pikiran merupakan makna tersembunyi dibalik fakta liburan. Barangkali hal ini kerap diabaikan. Sehingga menjadi catatan penting supaya liburan tak menuai kelelahan yang berlebihan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun