Mohon tunggu...
Salma Sakhira Zahra
Salma Sakhira Zahra Mohon Tunggu... Freelancer - Lahir di Jakarta, 28 Februari 2002. Alumni TK Putra III (2007/2008), SDSN Bendungan Hilir 05 Pagi (2013/2014), dan SMPN 40 Jakarta (2016/2017). Kini bersekolah di SMAN 35 Jakarta.

Nama : Salma Sakhira Zahra TTL : Jakarta, 28 Februari 2002 Agama : Islam Jenis Kelamin : Perempuan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Tiga Bersaudara

1 April 2020   00:39 Diperbarui: 1 April 2020   00:41 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Eh, Anti mana?"

Anti, perempuan yang kini memendam bakat namun tak tahu kapan ia akan mengeluarkannya. Ia sudah siap dengan pakaian olahraga dan duduk pertama kali di meja makan disusul ayah yang membaca buku tentang bisnis.

"Ti, kamu dengar percakapan Kakak dan Maliq bukan?" tanya Kak Difan kemudian meminum susu coklat hangat. Ia menatap Anti dengan sayang.

Anti menggeleng.

"Padahal aku mendengar!" batin Anti.

Tak lama suara ibu menahan tawa karena tahu karakter melucu Anti seperti apa.

Setelah sarapan, mereka bersiap keluar dengan sepeda dan berkeliling. Anti, ia menyukai pemandangan. Ya... pemandangan apapun. Tak peduli pemandangan berupa seperti surga atau neraka.

Maliq, daritadi memandang sepeda yang ia kemudikan. Rupa yang tadi terpoles bedak bayi sedikit luntur. Kak Difan, ia berusaha mengalihkan pandangan Anti.

"Kak, kenapa kita baru tahu ada taman disana?" tanya Maliq melihat sebuah taman yang sudah dibuka. Baru beberapa orang disana.

Kak Difan langsung mengarahkan Anti dan Maliq untuk memasuki taman dan duduk di kursi panjang. Mereka terdiam.

Maliq, ia yang tadi diam karena memandang sepeda sudah 2 menit menuliskan sesuatu di buku kecilnya. Kak Difan dan Anti masih diam memandang apa yang mereka lihat. Udara sejuk, tentu mendukung keingintahuan mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun