Mohon tunggu...
Mohammad Zasriansyah
Mohammad Zasriansyah Mohon Tunggu... Guru - Tulislah Sejarah itu dengan Benar dan Jangan Mengada-ada apalagi dengan Tafsiran yg tidak dapat dipertangungjawabkan. Sejarah suatu negeri carilah dimana sejarah itu lahir dan bukan diluar daerah yg mana belum tentu kebenarannya.. Ryan Zasriansyah

Guru Sekolah Menengah Pertama dan Penggiat Sejarah serta Budaya. Pendiri dan Pengurus Komunitas Historia Tolitoli Sulawesi Tengah.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Setahun Bencana Pasigala Sulawesi Tengah

28 September 2019   03:18 Diperbarui: 28 September 2019   03:25 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sore itu ketika Matahari mulai Tenggelam cahaya Memerah di langit Lembah Palu mulai tampak dan meredup bersama tenggelamnya Matahari.

Suasana anjungan nusantara yang berada di Pantai Talise begitu ramai demi mempersiapkan sebuah kegiatan tahunan yang selalu dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Palu dalam memperingati hari jadinya. Masyarakat Kota Palu tentunya seperti biasa dalam aktivitas ketika akan menjelang Maghrib. 

Tanpa disangka Gempa berkekuatan 7.4 SR menggoncang Palu dan sekitarnya dan selang beberapa menit terjadi sesuatu yang mengerikan di Pantai Talise maupun disekitar perairan Teluk Palu. Gelombang Tsunami menghantam dan meluluh lantahkan sebagian kota Palu yang berada di pesisir Pantai Talise.

Masyarakat pun mulai berhamburan bertumpah ruah ke jalan demi menyelamatkan diri. Tidak sedikit dari mereka yang menjadi korban keganasan Gelombang Tsunami yang begitu dahsyat.

Saat yang bersamaan pula Balaroa, Petobo dan Sebagian Kabupaten Sigi mengalami Likuifaksi setelah terjadinya Gempa 7.4 SR. Bagaimana tidak, tanah-tanah mulai terangkat dan adapula tanah berubah menjadi lumpur sehingga bangunan-bangunan diatasnya terdesak ke bawah lumpur dan tertimbun.

Kejadian ini juga banyak menelan korban terutama untuk daerah Petobo yang menurut penuturan masyarakat telah tertimbun oleh tanah serta kejadian ini sangat aneh mereka rasakan. Ada apa dengan Lembahku Tercinta?

Kabupaten Donggala dan sebagian Mamuju tidak luput dari incaran gempa terdahsyat ini dimana sebelumnya gempa terjadi di Kabupaten Donggala kira-kira 5.0 SR Pada Sore hari yang kemudian menyusul dengan 7.4 SR.

Kejadian gempa, tsunami, dan likuifaksi  membuat ribuan masyarakat Pasigala mengungsi di tenda-tenda darurat yag telah disiapkan oleh Pemerintah. Bantuan-bantuan mulai berdatangan tetapi penjarahan disana-sini masih tetap terjadi. Beberapa alfamart, toko/supermarket bahkan Gudang yang ada di Mamboro tidak luput dari incaran para penjarah yang megambil apa saja yang ia lihat.

Di samping itu, kelangkaan BBM dan sulitnya air bersih harus dialami oleh masyarakat korban bencana. Kondisi tersebut dirasa sangat menyulitkan masyarakat sebagai penyintas bencana.

Hingga detik ini masih banyak warga masyarakat korban bencana tahun kemarin masih menghuni hunian sementara (Huntara) yang disediakan oleh Pemerintah Daerah sebab rumah yang mereka tempati masih belum layak huni, dampak gempa. 

Kondisi pilu yang dialami para penyintas bencana tentunya banyak menyisakan kisah-kisah sedih tentang keluarga mereka yang telah menjadi korban kemarahan alam akibat ulah tangan-tangan manusia. Bukan hanya itu saja harta benda mereka tak luput dari kejadian gempa, tsunami, maupun likuifaksi yang melanda daerah mereka. 

Bencana adalah peristiwa atau serangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam atau non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologi.

Fenomena alam ini menimbulkan potensi yang dapat mengancam kehidupan manusia jika dilihat dari kerugian harta benda dan kerusakan alam atau lingkungan.

Dalam undang-undang No. 24 tahun 2007 tentang penangulangan bencana dimana disebutkan sebuah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan menganggu  kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga megakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Peristiwa alam ini seakan menguras tenaga, waktu, dan pikiran baik itu dari segi moril maupun materil dalam hal membangun kembali sebuah daerah pasca bencana.

Bencana yang terjadi di Kota Palu dan sekitarnya terbilang sebagai bencana geologis yang terjadi bergeraknya lempengan-lempengan buni demi mencari sebuah keseimbangan alam.

Beberapa bulan ke depan pascabencana yang melanda Pasigala telah berlalu kini masyarakat Kota Palu dan sekitarnya semenjak pasca bencana yang melanda mulai berbenah diri untuk bangkit kembali. Kondisi kota Palu dan sekitarnya mulai berjalan dengan normal.

Aktivitas-aktivitas masyarakat mulai seperti biasanya. Beberapa fasilitas-fasilitas umum lainnya tengah di bangun kembali seperti ruang terbuka hijau Petobo yang telah selesai dibangun dan masih banyak lagi fasilitas umum lainnya.

Dengan semangat masyarakat bersatu membangun ngatata. Proses pembangunan  ini sesuai dengan tujuan penanganan bencana dimana mendukung upaya pemulihan pasca terjadinya bencana dapat berjalan efektif  dan masyarakat segera pulih dari trauma.

Kehidupan sosial-ekonomi masyarakat yang menjadi korban bencana dapat kembali berkembang tanpa harus terlalu lama terpuruk dalam penderitaan karena kehilangan sanak keluarga dan harta benda.

Masyarakat di wilayah korban bencana sudah barang tentu perlu secepatnya direhabilitasi dan dilakukan rekonstruksi. Lebih dari sekedar menyediakan tenda-tenda penampungan dan pengungsian atau dibangunkan rumah yang layak huni bersifat sementara.

Tentunya dalam hal ini pemerintah berperan penting untuk dapat memastikan kembali bangkitnya masyarakat Palu dan sekitarnya dari keterpurukan bencana yang amat dahsyat itu.

Kegiatan rahabilitasi pasca terjadinya bencana dilakukan dalam bentk perbaikan lingkungan, bantuan perbaikan rumah korban bencana dan lainnnya bertujuan agar masyarakat segera dapat kembali beraktivitas secara normal dalam kehidupan sehari-hari.

Setahun telah berlalu bencana gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi tentunya tidak begitu mudah dilupakan oleh masyarakat Palu dan sekitarnya. Beberzpa jenis kegiatan yang akan dilaksanakan demi mengenang peristiwa tersebut.

Peristiwa bencana itu terjadi pada saat Kota Palu memeriahkan hari ulang tahunnya, maka pada HUT Kota Palu tahun 2019 Pemerintah Daerah menyelenggarakan acara positif bertajuk budaya dengan menyelenggarakan Upacara HUT Kota Palu ke-41 yang diawali dengan ritus adat pombeka nganga oleh Ketua Dewan Adat Kota Palu serta dimeriahkan dengan tarian kolosal pamonte dan pameran foto tempo  dulu.

Selain itu pula untuk mengenang peristiwa setahun yang lalu dari pihak Majelis Dzikir Nurul Khairat juga melaksanakan doa dan zikir mengenang satu tahun bencana alam Pasigala yang dipimpin langsung oleh Habib Sholeh Alaydrus pada hari Jumat 27 September 2019.

Bukan itu saja, masyarakat Palu dan sekitarnya juga mengenang peristiwa ini dengan mengadakan zikir maupun molabe untuk arwah korban bencana yang terjadi tahun 2018 lalu.

Tak mudah untuk melupakan masa lalu yang membuat manusia tertekan dan terpukul akibat kejadian tersebut namun harfiahnya adalah setiap insan pasti akan diuji dengan beraneka macam cara dan sampai sejauh mana insan tersebut mampu melalui ujuan yang diberikan oleh Tuhannya.

Sumber:/Bapak_Herman.Wahid
Sumber:/Bapak_Herman.Wahid

Sumber:/Bapak_Herman.Wahid
Sumber:/Bapak_Herman.Wahid

Sumber:/Bapak_Ghufran.Prawira
Sumber:/Bapak_Ghufran.Prawira

Saatnya bangkit kembali demi merajut asa masa depan yang lebih baik sebab hari esok harus lebih baik dari hari ini. Berpikirlah positif tanpa harus ada yang saling salah menyalahkan dan berusaha untuk menginstrospeksi diri sendiri. Mari rangkai kembali ukhuwah kita demi persatuan dan kesatuan bangsa. Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun