Mohon tunggu...
Rully Moenandir
Rully Moenandir Mohon Tunggu... Administrasi - TV and Movie Worker

Seorang ayah dari 4 anak yang bekerja di bidang industri televisi dan film, serta suka sekali berbagi ilmu dan pengalaman di ruang-ruang khusus sebagai dosen maupun pembicara publik. Baru buat blog baru juga di rullymoenandir.blogspot.com, setelah tahun 2009 blog lamanya hilang entah kemana.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemilu, Media Sosial, dan Matinya Kekeluargaan

14 Januari 2019   00:49 Diperbarui: 14 Januari 2019   12:09 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengaburan fungsi legislatif, yudikatif, dan eksekutif terus dilancarkan, sehingga fokus masyarakat semua kepada Presiden, sebagai Kepala Pemerintahan. Masyarakat, yang sudah berjuang dan kecewa karena "jago"nya kalah, tidak sempat mendinginkan dan menjernihkan suasana. Mereka justru dipancing untuk terus terjaga, dipupuk dendamnya, untuk terus berjuang untuk membalas at all cost !!!

Liputan6.com
Liputan6.com
Kini, hampir 5 tahun berlalu di 2019, ruang-ruang media sosial makin memanas, perpecahan di dalam group-group chat makin meruncing. Tidak ada lagi diskusi politik yang jelas. Masing-masing sudah menentukan sikapnya. Sudah menelan apa yang mereka mau, sudah melihat apa yang mereka ingin lihat, dan mendengar apa yang ingin mereka dengar.
Mereka lupa, seharusnya kita sebagai anak bangsa mendukung, mengkritisi, dan menjaga apa yang sedang, dan yang belum selesai dilakukan Pemimpin pemerintahan mereka. Mereka lupa kenapa bangasa ini "panas" 5 tahun terakhir.
Banyak teman lama yang dahulu dicari keberadaannya justru di"unfriend", banyak anggota keluarga justru "left" dari chat group padahal sulit bersilaturahim secara rutin, bahkan beberapa secara fisik bermusuhan karena tidak ingin tahu ataupun mendegar apa bahasan dari kubu yang diikuti teman atau saudaranya tadi.
Dokpri
Dokpri
Dengan alasan tidak ingin berdebat, sudah menentukan pilihan, atau takut group tadi memanas karena berbeda pilihan, padahal justru membuat pikiran dan hati kita menyempit karena tidak mau dan tidak bisa berdiskusi dengan baik terhadap suatu persoalan, walau dari orang terdekat sekalipun. Bahkan ada ulama yang menyatakan, "left" group di WA hukumnya HARAM (baca disini)

====

Masih inginkah kita dijadikan alat para elite tadi? ketika mereka dengan santainya makan-makan di restoran mewah, berkendara mewah, menikmati waktu luang dan bersenda gurau di kafe-kafe terkenal, bahkan dengan kubu bersebrangan saling tertawa terbahak, sementara kita pemegang manifesto negeri, saling hina, saling caci, bahkan saling memutuskan silaturrahim antar teman dan saudara ?

Prabowo, di 2009, adalah cawapres-nya Megawati.
Fadli Zon, Pilkada DKI 2012, adalah jurkam Jokowi-Ahok.
SBY, mantan menterinya Megawati. Maju nyapres bareng JK, didukung Surya Paloh, menantang Megawati.
Pilpres berikutnya, JK nyapres bareng Wiranto melawan SBY-Boediono, didukung Aburizal Bakrie yang sekarang lebih akrab dengan Prabowo.
Ratna Sarumpaet, jaman orba musuh Suharto. Sekarang gandeng tangan mesra dengan Prabowo yang disokong penuh keluarga Cendana.
Anies Baswedan, 2013, peserta kandidat capres di konvensi Partai Demokrat.
Di Pilpres 2014, jadi timses Jokowi-JK, dan sempat masuk kabinet menjadi menteri pendidikan. Pengritik keras kelompok radikal macam FPI melalui gerakan merajut kebangsaan. Sekarang mendekat ke Prabowo, PKS, dan berpelukan dengan FPI.
Amien Rais, menentang Megawati jadi presiden, lalu bikin manuver poros tengah naikkan Gus Dur jadi presiden, yang di tengah jalan, Gus Dur digulingkan, dan menaikkan Megawati menjadi presiden.
Periode berikutnya, 2004, Amien Rais nyapres melawan SBY dan Prabowo. Dan sekarang bergandeng mesra dengan Prabowo yang pada jaman reformasi menjadikan Amien Rais sebagai target yang harus di"aman"kan.
Ali Muchtar Ngabalin, pilpres 2014 adalah "Die-hard" nya Prabowo yang paling sengit menyerang Jokowi. Hari ini, bergelayut manja di pelukan Jokowi.
PKS, gila-gilaan menyerang Prabowo di pilpres 2009 dan pilkada DKI 2012. Sekarang, asoy geboy dengan Gerindra.
PDIP & Gerindra pernah mesra sebagai oposisi terhadap rezim SBY yang disokong Golkar, PKS dan PAN. Sekarang? Hm....
Ahmad Dhani, dulu musuh bebuyutan FPI, sampe bikin lagu "laskar cinta" buat menyidir FPI. Dan di demo besar karena logonya dianggap menistakan agama. Lalu sekarang?

Dan masih banyak lagilah kalau mau diurut satu per satu...

====

Sayang sekali nasib bangsa ini justru rusak karena ketidak siapan kita dalam berdemokrasi dan memanfaatkan perkembangan teknologi yang ada.
Sayang sekali, ketika FAKTA dan DATA ini malah kita tutup mata, tutup telinga, dan membungkam hati demi lancarnya KEBOHONGAN, HOAX, dan PEMUTARBALIKAN FAKTA, yang dibuat justru oleh para politikus-politikus kita diatas kursi empuk DPR dan timses, melalui media abal-abal, atau media sosial pribadinya.
Dan kita sebagai masyarakat awam, menelan habis bahkan menyebarkan itu semua lewat ujung jari kita dengan cepat ke belahan dunia lain, sehingga seolah-olah itu adalah fakta yang harus dipercaya, demi kemajuan bangsa lewat "jagoan" kita.

Tidak ada lagi ruang untuk orang yang berseberangan dengan kita, tidak ada lagi ruang untuk bacaan yang tidak sesuai dengan kemauan kita, dibuangnya ruang diskusi yang baik untuk bisa menjadi pelajaran dan informasi baru di saluran otak kita, dan dihapusnya kejernihan hati kita dalam membandingkan suatu hal yang hadir dihadapan kita.

Jadikan postingan kawan, saudara kita, yang berseberangan sebagai ilmu baru, masukan baru, pengingat untuk kita, siapa tahu kita terlewat sesuatu. Karena di dunia maya ini, ketertarikan kita atas suatu hal, tercatat dan diolah oleh mesin, sehingga, ketika kita SERING atau bahkan HANYA mencari informasi seputar kubu yang kita dukung...kemudian informasi-informasi seputar kubu seberang yang kita tidak suka, akan sangat tipis untuk muncul dalam keseharian kita dalam berselancar di internet atau bermedia sosial. Itulah yang seharusnya menjadikan info kubu seberang yang diberikan orang terdekat dengan kita sebagai masukan, perhatian untuk kita. Baca, cerna informasi tadi. Kritisi jika ada yang dirasa janggal atau salah. Berdiskusilah dengan baik, mereka bukan musuhmu...karena semuanya didasari semangat yang sama, semangat untuk membangun Indonesia, negara yang kita cintai bersama. Jangan matikan kekeluargaan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun