Aku hidup dipayungi degup derita
Mereka datang membawa berita
Aku pulang membawa duka
Aku adalah kemalangan yang tak didengarkan
Sampah pun aku anggap sebagai teman
Kususuri jalan-jalan kota,
gedung-gedung tua,
beton-beton abadi,
dan tanah yang termarjinalkan oleh serakahnya pembangunan kota
Aku hidup dalam seonggok daging payah,
yang lemah dikoyak pasrah,
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!