Saat jeda berbincang, tiba-tiba Igo seperti tersadar oleh sesuatu. Dia buru-buru memanggil bibik pembantu.
"Ada apa, Mas Go!" tanya si bibik cemas.
"Itu, sepertinya ada yang aneh di dalam martabak telor yang kami makan barusan."
Si bibik tersenyum. "Oya, Mas. Itu namanya pizza buatan bibik. Pizza mie spesial!"
Aku terbelalak. Igo menatapku cemas. Dia pasti takut aku akan termuntah. Namun nyatanya aku hanya mendecap-decap. "Rasa mie kok begini, ya? Tak seperti bau cacing yang selalu kubayangkan." Seberkas senyum mengalir di wajah Igo. Dan aku hanya mengelus-elus perutku. Sepertinya trauma terhadap cacing itu harus kubuang jauh-jauh.
---sekian---