Mohon tunggu...
Pical Gadi
Pical Gadi Mohon Tunggu... Administrasi - Karyawan Swasta

Lebih sering mengisi kanal fiksi | People Empowerment Activist | Phlegmatis-Damai| twitter: @picalg | picalg.blogspot.com | planet-fiksi.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cermin Kembar dan Peti Jenazah

12 Maret 2020   20:55 Diperbarui: 12 Maret 2020   20:58 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar dari https://nitratediva.wordpress.com/

Esmeralda terdiam sejenak. "Entahlah, jatuh dari ketinggian, mungkin, atau kecelakaan hebat," sahutnya.

Ah, kecelakaan hebat? Potongan-potongan visual tiba-tiba melintas di pikiranku, seperti film yang terputus-putus. Tapi tak lama, sebelum potongan visual itu membentuk film yang lebih lengkap.

Aku dan Ellie, kekasihku, baru saja pulang dari sebuah department store. Kami memilih melewati jalan tol untuk memangkas waktu perjalanan karena lalu lintas di jalan biasa sedang tidak bersahabat. Setelah bermenit-menit di jalan tol, kami bersisian dengan sebuah mobil box besar. Mobil kami dan kendaraan itu berlari nyaris sama kencangnya.

Sampai mobil box di samping kami berjalan oleng dan tahu-tahu lepas kendali sehingga mobil tersebut membentur mobil kami dengan deras. Setelah itu potongan visual menghilang. Aku tidak ingat apa-apa lagi.

Apa memang benar ... aku sudah jadi arwah sekarang?

"Apa aku bisa pulang kembali, Nona?" tanyaku sedih. "Aku bahkan belum sempat berpamitan dengan Ellie."

"Aku bisa membantu mengembalikan jiwa anda kembali ke jalan yang semestinya. Tapi perihal bertemu kembali kekasih anda, bisa atau tidak, aku sama sekali tidak tahu."

Aku mengangguk. "Tidak masalah..."

Esmeralda tersenyum. "Baiklah kalau begitu. Satu-satunya cara untuk kembali adalah anda harus memandang lewat cermin yang lain."

"Ada cermin yang lain?"

"Ya. Cermin ini dibuat kembar. Yang satu jadi portal menuju ke rumah ini, yang satu lagi adalah portal untuk mengembalikan jiwa-jiwa yang terjebak. Tapi,-"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun