Sebuah bunga Kamboja urung diri
menjumpai bumi yang kerontang
saat para akademisi menganyam
angin hasutan dan kepentingan
Mereka bersorak memberi hadiah telunjuk
membakar kata dan aksara
mendidihkan otak
mengeraskan penasaran
jika perlu menunda hujan
sampai usul saran menusuk
jantung
Entah apa yang dirusak
apakah keputusan atau kepentingan
Entah apa yang diusik
apakah pertemuan atau perpisahan
Bunga Kamboja tak sabar lagi,
panas semakin menebar
ia menitipkan pesan kepadaku
sebelum retakan tanah berikutnya
siap menelan kebaikan
seraya berkata:
"Pada tiap Pahlawan ada jiwa yang
rela mati tanpa minta dikenang."
"Namun ada Pahlawan yang ingin dikenal
sebelum mereka mati, lalu dilupakan."
Sekonyong-konyong bumi
memeluk harapan yang dibawa
bunga Kamboja, bahwa setiap kebaikan
akan kembali kepada-Nya
SINGOSARI, 28 September 2019