Mohon tunggu...
N. Setia Pertiwi
N. Setia Pertiwi Mohon Tunggu... Seniman - Avonturir

Gelandangan virtual

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Puisi | Menggerutu di Batas Sadar

25 September 2018   09:26 Diperbarui: 25 September 2018   20:56 1273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sudahlah, berhenti mengeraskan kepala.

***

Aku bukan seseorang. Tanpa daging, tanpa tulang. 

Aku hanya pikiran. Yang sering kali memompa jantungmu, sembari bicara pada sinapsis-sinapsis otakmu yang cenderung abu-abu.

Sudah. Kamu simpan saja semua.

Aku tak perlu status, pengakuan, atau segala yang cuma nama. Aku predator hal-hal abstrak, yang menghimpun langkah-langkah terserak, sembari menopangmu berdiri tegak.

Berhenti dan rasakan sendiri. Yang isi hanya kosong. Yang kosong hanya ilusi. Bila nanti langit mencintaimu dengan mengirim hujan api, ingatlah bahwa bumi membencimu dengan tawaran emas dan gurauan-gurauan cerdas.

Hingga suatu hari, kamu akan jatuh ke jurang untuk berpelukan dengan angkasa.

Begitu saja.

Setelah ingatanmu kembali, mulailah ritual bunuh diri. Mati sebelum mati. Karena dua merpati yang terikat, tidak akan bisa terbang tinggi.

Kamu, tak perlu merasa sendiri bila telah sadarkan diri. Akulah mimpi-mimpi yang dapat kamu rengkuh di siang hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun