Mohon tunggu...
Niken Bororesmi
Niken Bororesmi Mohon Tunggu... Freelancer - Pendengar yang baik

Temui saja diberanda rumah mu dengan secangkir kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Masih Sama

17 Juni 2017   20:39 Diperbarui: 17 Juni 2017   20:54 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berlalu kepedihan

Bahkan menepi pula kerinduan

Maka puncak keganasan hati diuji
Mampukah meredam rindu ini
Atau malah meluapkan pada keegoisan

Mulai fajar hingga petang
Aku tak ubahnya pecandu
Hhhh.... Pecandu rindu

Kian ku pendam kian egois aku
Bila ku egois maka rindu ini turut juga egois
Maka rindu dan egois mulai berargumen

Bila sampai masanya
Dimana rindu tak kunjung jua padam
Dan egois pula semakin meninggi
Maka tunggu saja kabar runtuhnya hati

Adakah petaka
Bila rumpun bambu tak lagi menjadi saksi
Adakah tumpang tindih
Bila malam tak jua menampakkan gelapnya
Adakah keseimbangan
Bila diriku mulai goyah mulai pudar

Dan, dan, dan, dan berlalu tanpa diindahkan

 

 

Tammajarra, 30-5-2017
NB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun