Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Memeluk Ayah Sampai ke Surga

6 Mei 2019   06:00 Diperbarui: 6 Mei 2019   07:01 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak yang pernah jadi leader vocal group dan wakil ketua kelas itu kembali bersedih. Jose bisa kuat untuk hal apa pun, kecuali untuk orang-orang yang dicintainya. Ia begitu khusyuk mendoakan sang ayah. Amat berharap Allah mengizinkannya memeluk Ayah Calvin sampai ke surga kelak.

"Ayah, boleh aku minta sesuatu?" Jose sedikit memohon seraya menutup Alqurannya.

"Jose mau minta apa?" Ayah Calvin menatapnya penuh perhatian.

Sejenak Jose memandangi paras Ayah Calvin. Paras wajah rupawan, teduh, dan lembut. Ayah Calvin yang disukai banyak orang karena karier dan tulisan-tulisan di blognya, ternyata menyimpan kesakitan dan problem kesehatan yang serius.

"Jose minta...Ayah Calvin bertahan. Jose minta Ayah Calvin tetap sehat."

Hanya itu. Ya, hanya itu. Jose hanya ingin Ayah Calvin tetap sehat.


"Akan Ayah usahakan. Bantu Ayah berdoa ya..."

Jose mengangguk. Pedih memikirkan kondisi kesehatan Ayahnya.

"Ayo tidur lagi, Sayang." Ayah Calvin berujar lembut. Mengangkat tubuh Jose ke ranjang.

Sebelum tidur, Ayah Calvin membacakan buku untuk Jose. Dia bercerita dengan suara lembut. Lalu memeluknya, mengecup keningnya, dan membenahi selimutnya. Jose Gabriel Calvin, hartanya yang paling berharga.

Jose terlelap setelah menerima hadiah malamnya yang menenangkan: kecupan kening dari Ayah Calvin. Ah, betapa dekatnya ayah dan anak itu. Malam-malam mereka begitu indah, meski banyak kesedihan yang harus terlewati.

**   

Paris van Java, 5 Mei 2019

Tulisan cantik, di tengah serpihan kekhawatiran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun