Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diary Calisa

13 Agustus 2017   05:51 Diperbarui: 13 Agustus 2017   18:57 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mata batinku bergerak perlahan menembus relung jiwa. Sudah kubaca karakter mereka satu per satu. Mereka bukan orang baik. Tak bisa dipercaya. Egois, apatis, dan individualis. Diary, maaf ya aku to the point.

Belum lagi, aku masih mengingat hal-hal tidak menyenangkan dari mereka. Walaupun tidak pernah merasakannya secara langsung, tapi mereka senang sekali membully orang lain. Menjatuhkan yang lemah dan menyingkirkan orang yang tidak sejalan dengan mereka. Aku tahu, mereka tidak berani cari gara-gara denganku karena takut tidak dibantu lagi dalam urusan relasi dengan lawan jenis, akademik, dan hypnotherapy. Syukurlah ada power dalam diriku yang membuatku terlindungi dari kasus bullying.

Satu lagi yang kutakutkan: melihat sepasang kekasih bermesraan di dalam kelas. Diary, kamu tahu kan? Beberapa teman sekelasku mengalami cinta lokasi. Lalu mereka menjalin relasi yang disebut pacaran. Mereka tak segan memperlihatkan kemesraan di depan kelas dan dosen. Bayangkan diary, di depan dosen. Sampai-sampai para dosen mengkritik mereka. Tapi mereka tak peduli.

Aku tidak tahu dan tidak mau tahu bagaimana rasanya punya kekasih dan menjalani hubungan semacam itu. Syukurlah selama ini aku tak pernah terlibat hubungan spesial dengan pemuda-pemuda seusiaku. Toh aku tak suka berelasi dengan mereka yang seumuran denganku. Childish, dan tidak ada yang memenuhi kriteriaku.

Terserah apa penilaian orang terhadapku. Dinda Calisa memang perfeksionis. Dan dia takkan peduli pada perkataan orang lain terhadap dirinya, kecuali orang-orang yang paling dekat dengannya.

Itulah yang kutakutkan, diary. Sayangnya, waktu cepat sekali berlalu. Aku ingin segera lulus dan lanjut S2. Seperti program yang telah direncanakan dan disepakati oleh Mama-Papaku. Dengan begitu, aku takkan bertemu teman-teman sejurusan yang beda prinsip dan egois itu.

Well, aku rindu sahabat-sahabatku. Aku rindu grup musikku. Sayangnya, kami semua berbeda universitas. Sulit sekali bagi kami untuk bertemu lagi.

**    

Thursday, 8 October

Sudah lama aku tidak menyentuhmu, diarry. Sorry...akhir-akhir ini aku sibuk sekali. Tapi meski sibuk, aku selalu mengusahakan tetap one day one article di media citizen journalism tempatku bergabung. Aku termotivasi oleh Calvin. Dia saja bisa, kenapa aku tidak? Dan karena Calvin, aku mau kembali lagi ke media jurnalisme warga itu.

Diary, sampai sekarang aku belum bisa melupakan cintaku. He's my true love, but...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun