Mohon tunggu...
Latifah Maurinta
Latifah Maurinta Mohon Tunggu... Novelis - Penulis Novel

Nominee best fiction Kompasiana Awards 2019. 9 September 1997. Novel, modeling, music, medical, and psychology. Penyuka green tea dan white lily. Contact: l.maurinta.wigati@gmail.com Twitter: @Maurinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Diary Calisa

13 Agustus 2017   05:51 Diperbarui: 13 Agustus 2017   18:57 900
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sunday, 24 July

Mama dan Papa tersenyum puas. Aku cum laude lagi, as usual. Dan mereka bangga. Sebaliknya, perasaanku biasa-biasa saja. Bukan bermaksud sombong atau meremehkan nilai. Tapi bagiku, IP tinggi yang mencapai cum laude bukanlah hal yang membanggakan. Tiap semester selalu begitu: cum laude. Sampai-sampai aku bosan dan malas mengingatnya.

Aneh juga, diary. Kenapa aku bisa cum laude ya? Rasanya aku tidak seserius teman-teman lainnya. Kehadiranku di kelas pun tidak full. Kata orang terlalu banyak aktivitas, terlalu senang kegiatan non akademis. Aku hampir tak pernah belajar. Kecuali bila menginginkannya dan ada mood. Penjelasan dosen tak pernah kucatat. Cukup kudengarkan saja. Merekamnya pun tidak pernah. Tapi aku mengerti materi yang mereka bahas. Entahlah, kemampuan intelegensi tiap orang berbeda-beda.

Diary, aku tetap bersyukur. Setidaknya aku cukup beruntung. Aku masih diberi kesempatan untuk memperoleh nilai tinggi. Tak perlu mengeluh tentang beratnya materi perkuliahan seperti teman-temanku yang lain. Bisa membantu mereka dengan ilmu yang kumiliki. Itu sudah lebih dari cukup.

**     

Monday, 25 July

Happy birthday Papa. Ya diary, hari ini Papaku ulang tahun. Kebiasaan di keluarga kami, ulang tahun tiap anggota keluarga selalu dirayakan. Tapi diaryku sayang, sesungguhnya ada makna yang jauh lebih dalam dari seremonialnya saja: rasa syukur. Syukur karena bertambahnya usia. Usia seseorang bertambah, tapi jatah hidupnya di dunia ini berkurang. Selama kita masih punya sisa waktu hidup di dunia, gunakan dengan baik. Jadikan diri kita bermanfaat untuk orang lain.

Sabda Rasulullah menggugah perasaanku. Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain. Aku ingin seperti itu. Ingin berbagi dan memberi manfaat pada banyak orang.

**      

Saturday, 12 August

Diary, aku mulai resah. Sebentar lagi semester baru dimulai. Aku takut kembali ke rutinitas perkuliahan. Bukan apa-apa, aku tak suka berada dekat-dekat dengan orang yang membuatku tidak nyaman. Semua teman sekelasku sama saja: egois. Mereka hanya dekat bila ada butuhnya. Kelihatan sekali individualisnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun