Nun jauh, sangat jauh di tepian malam, dua lompatan dari titik terakhir harapan dan keputus asaan, tersembunyi di balik rimbunya bintang, terpencil dari jangkaun akal dan pikiran, melampaui segala hayal yang pernah di hadirkan.
Sangat jauh, bila hanya angan yang mengejar, tanpa keyakinan ini sebagai titik pemberhentian. Tubuh kan lelah di permainkan masa, jiwa terus merontah oleh jauhnya mengembara. Melintasi lautan cahaya, mendaki tebing terjal ketinggian rasa, berulang kali terperosok lubang hitam penuh derita.
Padahal hanya sekedipan mata, sebelum embun pagi musnah di dera sang surya, terletak di antara ruh dan raga, tersembunyi dari pandangan netra yang tertutup kabut nikmat dunia. Sangat dekat ternyata, sangat rapat tak bersekat adanya.
Benarkah ini mampu diraih oleh pejalan kaki? Benarkah labirin perjalanan yang membingungkan hanya ilusi? Nyatanya sedikit sekali yang mampu mendapatkan, nyatanya banyak yang berguguran di tengah perjalanan.Â
Yang mampu menyentuh gerbangnya, terasa jiwa di belai jutaan makna, yang sempat menjejak lantai berkilau semerbak mawar, kan menguap segala resah pemasung jiwa.
Sangat jauh, dekat ternyata.Â
Bagan batu, Mei 2020