Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Eksplorasi Planet Terlarang

2 Mei 2024   16:45 Diperbarui: 2 Mei 2024   16:46 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Dokumentasi Pribadi)

Maya mengamati makhluk-makhluk itu dengan penuh kagum. "Ini pasti akan menjadi temuan yang menarik untuk dikaji lebih lanjut."

Mereka menghabiskan beberapa jam di tempat itu, mengamati perilaku makhluk-makhluk yang misterius itu. Kemudian, saat malam semakin larut, mereka memutuskan untuk kembali ke kapal untuk istirahat.

Namun, saat mereka berjalan kembali melalui hutan, mereka menyadari bahwa mereka tidak sendirian. Sesuatu atau seseorang mengikuti mereka dari balik bayang-bayang.

"Pertahankan kewaspadaan," kata Maya kepada timnya, mencoba menekan kecemasan yang tumbuh di dalam dirinya.

Mereka terus berjalan dengan hati-hati, tetapi tidak peduli seberapa cepat mereka bergerak, bayangan itu tetap di belakang mereka. Dan ketika mereka tiba di kapal, mereka menyadari bahwa mereka telah membawa sesuatu yang lebih dari sekadar kenangan dari Planet Terlarang.

Setelah kembali ke kapal, tim Maya melakukan pertemuan singkat di ruang komando. Mereka duduk di sekitar meja bulat, dengan layar holografik di tengah-tengah mereka.


"Kita harus membahas apa yang terjadi tadi," kata Maya dengan serius. "Ada sesuatu di luar sana yang mengikuti kita, dan kita harus mencari tahu apa itu."

Emily menatap layar holografik, mencoba mengidentifikasi bayangan yang mereka lihat. "Mungkin itu adalah makhluk yang belum pernah kita temui sebelumnya. Kita harus berhati-hati dalam menghadapinya."

Marcus mengangguk setuju. "Kita harus membuat rencana untuk menyelidiki lebih lanjut. Siapa tahu apa yang bisa kita temui di luar sana."

Maya berpikir sejenak, lalu mengangkat kepalanya. "Baiklah kalau begitu, besok di pagi hari kita akan mencoba kembali ke tempat yang sama di hutan itu. Kita akan mencoba menemukan jejak dari makhluk itu dan melacaknya. Tetap waspada dan siap untuk segala kemungkinan."

Keesokan paginya, tim Maya kembali ke hutan dengan peralatan yang lebih lengkap. Mereka mengikuti jejak yang ditinggalkan oleh makhluk itu, yang mengarah ke dalam hutan yang semakin gelap dan terpencil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun