Mohon tunggu...
Frankincense
Frankincense Mohon Tunggu... Administrasi - flame of intuition

bukan pujangga yang pandai merangkai kata, hanya ingin menumpahkan inspirasi dengan literasi menguntai pena. Kata dapat memburu-buru kita untuk menyampaikan perasaan dan sensasi yang sebenarnya belum kita rasakan. Tetapi, kata juga bisa menggerakkan kita. Terkadang, kita tidak mengakui kebenaran sebelum mengucapkannya keras-keras. Salam hangat Kompasianers... Blog: franshare.blogspot.com Web: frame.simplesite.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Selusur Nilai Imajinasi (SENI)

29 Juli 2017   05:11 Diperbarui: 9 Januari 2018   13:43 1691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seni adalah sesuatu yang unik dan abstrak pada diri manusia dalam suatu ruang batin tersendiri di kehidupan alam semesta. Seni yang masih murni belum terwujud secara konkret dan masih merupakan gambaran tersembunyi dalam imajinasi setiap insan manusia. Maka untuk pencapaian perwujudan tersebut perlu adanya sentuhan rasa yang diterapkan dalam penelusuran nilai imajinasi yang ada untuk ditampilkan dan dinyatakan melalui hasil prosesi. Dengan berbagai cara ekspresi dan kreativitas yang ada, seni tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dengan begitu, sesungguhnya seni itu merupakan sebuah inti atau ruh kehidupan untuk menjadi berwarna dan berarti.

Akan tetapi, seni masih dianggap kebanyakan orang sebagai sesuatu yang sulit untuk dijelaskan dan sulit untuk dinilai oleh para pelaku seni maupun para penikmat seni. Dengan sisi penilaian yang seperti ini, maka kesenjangan pun terjadi secara konseptual dalam menikmati dan memahami karya seni. Hal ini pula sering kali menjadikan para pelaku seni tersumbat imajinasinya dan keluar dari jalur prinsipnya, hanya agar karya seni mereka lebih diterima dengan mudah oleh para penikmat seni serta dapat mengikuti perkembangan zaman yang ada terhadap dunia seni. Seni tidak akan dapat dipahami jika hanya tersatu sisi saja menilai literasinya.

Pemahaman seni dapat ditelusuri secara bertahap, sebagai mana kita menikmatinya dalam dimensi yang berbeda ketika menghadapi yang satu dimensi, dua dimensi, tiga dimensi, bahkan empat dimensi sekalipun. Di sinilah letak keunikan dan keabstrakan seni, karena relatifnya setiap sudut pandang dengan pesan dan kesan yang bermacam-macam opininya beranggapan. Maka, seni akan menjadi rumit jika kita tidak menyatukan Selusur Nilai Imajinasi (SENI) dengan Aliran Rasa Terapan (ART) yang ada pada masing-masing sudut pandang satu sama lain.   

Di sisi sudut pandang kebanyakan orang, seni merujuk pada unsur keindahan yang ditonjolkan.Karena dengan keindahan tersebut, kita dapat menyatukan aliran rasa masing-masing terhadap perwujudan karya seni. Seni pun secara tidak kasat dan mungkin banyak orang tidak menghiraukan atau menyadari, bahwa seni adalah anugerah yang Sang Pencipta berikan pada manusia dalam menganeksasikan akal budinya sebagai kombinasi perwujudan keselarasan makhluk hidup di alam semesta. 

Jika kita tidak saja terpaku dan terkaku seni hanya ada pada penerapan secara audio maupun visual sebagaimana suatu mata pelajaran yang tersendiri, tetapi pada setiap lini atau semua instrumen  kehidupan yang ada. Sehingga tidak terkompleks dan terkurung imanjinasi-imajinasi yang potensial pada dunia yang lebih sempit mendapati seni. Maka dari sini saya mendapatkan pelajaran, bahwa seni itu harus dilihat dan dipahami secara lebih luas. Bahkan keseluruhan hal di dunia ini dibangun melalui seni.

Sebenarnya, seni itu ada di mana-mana. Seni itu sudah merupakan hakekatnya manusia dalam menjalin dan menjaga keseimbangan pikiran, perkataan, dan perbuatan saat menjalani kehidupan di alam semesta. Dengan Selusur Nilai Imajinasi (SENI) dikombinasikan dengan Aliran Rasa Terapan (ART) tersebut, Puji Tuhan kita akan mendapatkan gambaran inspirasi yang lebih luas dan lepas dalam menghasilkan karya seni. Seni dapat terwujud dan terapresiasikan pada siapapun, bukan hanya pada seniman dan pujangga saja. 

Seni di alirkan secara turun-temurun oleh nenek moyang kita. Seni diawali dari adat-istiadat keluarga hingga suku dengan memberdayakan dan terwariskan dalam budaya. Seni ada pada petani untuk bercocok tanam, seni ada pada pelaut untuk berlayar serta mencari hasil tangkapan, seni ada dalam sastra untuk mengalirkan kata sang penulis, seni ada dalam olahraga untuk menjadi atlet yang mumpuni,seni ada dalam bisnis untuk negosiasi dan investasi dan seni pun ada dalam industri untuk perkembangan zaman apalagi pada rancangan teknologi yang lebih canggih. Alangkah luasnya seni berada, jika kita mengarungi lewat pengetahuan.

Dengan melihat seni secara keseluruhan itu pula, banyak para pelaku seni yang mendapatkan ilham lebih banyak dalam terciptanya imajinasi yang dapat menginspirasinya menjadikan sebuah inovasi karya yang brilian. Sebagai contoh Walty Disney yang dapat menghasilkan karya animasi kartun tersohor seperti mickey mouse, hal ini terinspirasi pada saat ia terhadapkan pada seekor tikus yang lewat di hadapannya. Atau para barista dan juru masak yang acapkali berimprovisasi meracik berbagai oalahan makanan dan minuman untuk terjadikan menu dan rasa yang baru. Sederhana sekali jika kita melihat seni sebagai bagian dari hidup kita yang selalu muncul dan mengembangkan diri kita untuk melesakkan minat dan potensi yang ada. Tidak harus berbakat, asalkan kita mau berusaha dan kreatif dalam mengasahnya seni akan menuntun kita pada suatu kemampuan atau keterampilan yang luar biasa.

Seni ada dalam kehidupan untuk mengembangkan warni-warni keindahan dunia. Seni akan lebih aman dan nyaman jika digunakan dan diamalkan secara benar. Karena dengan zaman globalisasi yang semakin pesat, banyak diantaranya terwujudnya seni-seni yang sesat. Di mana seni politik semakin teracuni KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme) serta imperialisme yang bersemi kembali di dunia kerusuhan dan perang. Seolah kita kembali ke abad pertengahan, di mana perebutan wilayah dan kekuasaan masih menjadi problema pahit dalam mendapatkan kedamaian dan kemerdekaan. Apalagi kali ini dengan konteks seni yang semakin modern dalam imajinasi mereka yang rusak, sangat halus dan berbahaya sekali dalam sistemasi yang diinjeksikan di dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam seni teknologi dan dunia digital pula, kita dihantui dengan peretas-peretas yang lihai memainkan seni bahasa pemrogramannya untuk mengobrak-abrik sistem. Bagaimana pula jika generasi muda kita lebih memilih seks bebas atau obat-obatan terlarang (narkoba atau narkotika) sebagai seni mereka melegakan diri dalam setiap permasalahan?

prattle sassy of the thicker (frame.simpleste.com)
prattle sassy of the thicker (frame.simpleste.com)
Jika para generasi muda ini terseret arus hitam, maka akan menjadi sangat berbahaya mereka dalam mengekspresikan pijakan dan wadah yang salah.Karena mereka sedang dalam perjalanan menetapkan pijakan dan wadah untuk menjati dirinya pada kehidupan. Mereka akan menjadi monster yang tidak terduga sebagai pelaku ekstrem dalam mewujudkan karya seni yang buas di dalam arus hitam tersebut. Maka tidak khayal pula banyak kepribadian ganda dapat menjadi lebih berkembang sesat pada era global ini. Begitu kiranya pesan dan kesan yang saya dapatkan, di mana saya diajarkan oleh alam semesta mendapatkan nilai dan rasa yang lebih luas pada seni dalam kehidupan saya. Seni yang saat ini tercemar keindahannya. Dengan imajinasi yang rusak, seni pun membawa setiap insan manusia pada konsep hidup merusak.

Seharusnya kemajuan zaman ini tidak harus menjadikan kemunduran mental para generasinya. Di mana demokrasi terpental menjadi democrazy untuk apresiasi seni kehidupan yang semakin bobrok. Keprihatinan ini perlu diwaspadai dengan menjaga dan melatih generasi penerus agar tidak tergerus atau bahkan menggerus kita lewat arus hitamnya. Dengan mengawali konteks berpikirnya sejak dini hingga apa yang mereka ketahui dan dapatkan pengetahuannya pada arah yang positif. Bermula dari keluarga, mengenalkan seni kehidupan yang hangat dan harmonis agar perkembangan imajinasi mereka tidak terganggu. Memberikan pendidikan yang teruji agar tidak mudah terintrupsi,baik di rumah maupun di sekolah dan menyelami kemasyarakatan lingkungannya maupun luar lingkungannya. Mengarahkan minat atau bakat pada potensi yang tepat dan selamat, sehingga di kemudian hari tidak tersalurkan secara membabi-buta hingga terseret arus hitam yang mengubah kemampuan dan ketrampilannya dalam kehidupan bermasyarakat pada hal-hal negatif. Karena seni merupakan faktor penting dalam setiap insan manusia membangun kehidupannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun