Mohon tunggu...
Arie Yanwar
Arie Yanwar Mohon Tunggu... Administrasi - Hanya seorang rakyat yang peduli kepada negerinya tercinta

Menulis sebagai bentuk apresiasi pada pengetahuan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan featured

LPDP, Si Cantik nan Seksi yang Disayang dan Dibenci

31 Desember 2017   19:05 Diperbarui: 24 Juni 2018   08:29 9930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Kabar24-Bisnis Indonesia

Tes psikotes online

Terus terang saya gak tahu berapa biaya untuk menyelenggarakan tes ini. Saya juga bingung menerka maksud Najwa memberikan keterangan biaya Rp2,5 milyar untuk psikotest lebih dari 9000 kandidat secara online. Apakah kemahalan atau bagaimana? Bahkan mewawancara seorang expert yang memberi pandangan negatif tentang psikotest online dimana sang expert tidak setuju dengan psikotest online tersebut dan lebih suka tes yang face to face.

Saya memahami face to face test sebagai wawancara dan memang itu yang dilakukan LPDP sebagai seleksi akhir, sehingga sayapun gagal paham sama tayangan Najwa kenapa psikotest online di permasalahkan. 

Karena psikotest online ini sudah banyak diterapkan di banyak perusahaan, tujuannya ya untuk efisiensi biaya. Bayangkan saja kalau tidak dilakukan online maka LPDP harus keluar biaya lagi untuk sewa ruangan ujian dan penyediaan kertas untuk pertanyaan dan lembar jawaban. Mungkin apabila ada komparasi biaya mana yang lebih efisien antara yang online dan manual hal itu akan lebih baik.

Terkait adanya pendaftar beasiswa yang gugur di tahapan ini, saya juga gagal paham letak permasalahannya. Sudah ratusan ribu bahkan mungkin jutaan orang yang gagal di psikotest baik itu untuk masuk perguruan tinggi maupun perusahaan bahkan tes-tes CPNS juga sudah mulai menggunakan psikotest dan banyak pula kandidat gagal, tapi kenapa yang LPDP di permasalahkan??

Bahkan ada yang menyayangkan briefing dari LPDP untuk tidak memilih jawaban ragu-ragu dalam psikotest. Bagi saya LPDP nih uedan tenan baiknya ngasi kisi-kisi buat psikotest supaya jangan pilih opsi ragu-ragu. Seumur-umur saya mengikuti psikotest belum pernah ada yang briefing saya, apalagi ngasih kisi-kisi. Tentu saja jawaban psikotest itu tidak ada benar salah karena yang dicari adalah kecocokan kriteria penerima beasiswa dengan karakter pribadi yang bersangkutan. 

Dan face to face interview test dapat juga digunakan untuk menguji apakah kandidat tersebut memang benar seperti itu dengan kata lain jujur dalam menjawab pertanyaan psikotest. Cara menguliknya ya dengan memberi pertanyaan yang macam-macam itu, masa iya pertanyaan di psikotest di tanya juga di interview.

Dan sesuai argumen saya sebelumnya bahwa LPDP mencari leaders of tomorrow, maka bagaimana sikap seorang kandidat yang gagal itu juga menentukan. Apabila kandidat gagal tersebut merasa psikotest justru menjegal dia mencapai impiannya, bahkan menganggap dirinya adalah kandidat yang seharusnya dapat memperoleh beasiswa atau memprotes keputusan panitia seleksi atas kegagalannya di psikotest. 

Hmmm.... Saya merasakan aura kesombongan dalam diri kandidat tersebut. Kebayang gak sih kalau suatu saat orang tersebut dengan memelihara egonya dan menjadi pimpinan sebuah perusahaan atau organisasi pemerintahaan, seperti apa dia akan bersikap.

Memang too easy to judge tapi alangkah baiknya apabila kandidat yang gagal tetap berpikir optimis bahwa dia gagal di psikotest karena memang suatu sebab dalam dirinya tanpa menyalahkan pihak lain. Justru dengan bersikap optimis tadi si kandidat gagal tersebut dapat belajar dan pada akhirnya akan memperkuat karakter kepemimpinan dalam dirinya. Toh jika seorang scholarship hunter memang tujuannya murni ingin sekolah di perguruan tinggi terbaik di dunia, pasti akan kesampaian, gusti Allah ora sare, so stay positive and be optimistic.

Beasiswa dari uang pajak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun