"Sudah selesai anak-anak?" tanya mang Sholeh ke segerombol teman-teman yang tadi menyalin catatanku.
"Sudah mang," balas mereka serempak. Ida kemudian menyerahkan buku milikku.
"Hari ini Arini dapat tiga bungkus makanan. Nah, karena kalian enggak mau mencatat rangkuman isi ceramah sendiri, kalian hanya akan dapat satu-satu saja," seru mang Sholeh.
"Yah ...," keluh mereka serempak.
Aku yakin mereka iri padaku. Kulihat mang Sholeh dengan tertib membagi-bagikan jajanan ke mereka. Seorang hanya satu bungkus, seperti janjinya.
"Terima kasih ya, Arini," ucap Ida merangkul pundakku.
"Iya, terima kasih Arini," ucap yang lain bergantian.
Setelahnya, kami berjalan pulang beramai-ramai. Selalu ada hal dan kisah menarik saat bulan Ramadan. Jam sekolah yang berkurang beberapa jam dari biasanya, mengaji kitab dua kali dalam sehari di Masjid dekat rumah setiap siang dan sore menjelang maghrib, shalat tarawih, mengaji Al-Qur'an di ba'da Shubuh. Semua menjadi rangkaian acara yang menyenangkan bagi kami.
***
"Sedang apa kamu Arini senyum-senyum sendiri?" tegur seseorang mengagetkanku.
Aku tersentak. Lalu menjawab dengan sedikit tergagap.