Mohon tunggu...
Zwetriz Perdana Betha
Zwetriz Perdana Betha Mohon Tunggu... Lainnya - Autoimmune Survivor

Pejuang Lupus sejak 2016 yang hobi membaca, makan dan jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Jiwa Raga (con't)

15 Maret 2024   11:32 Diperbarui: 15 Maret 2024   11:40 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Dalam lamunannya, tiba-tiba Didi datang dan menepuk bahu kanan Raga. "Ga, ngopi yuk di kafe biasa, abis itu kita kumpul di studio. Lagi ada ide nih gue."

"Kenapa elo bengong? Kesambet apaan tadi?" tanya Didi.
Raga meneguk kopi panasnya pelan.
"Tadi gue ketemu Jiwa, nyokapnya temenan ama nyokap gue."
"Ooh, Jiwa yang pernah elo ceritain ama gue itu? Kenapa ga diajak sekalian buat ngopi?" tanya Didi.
"Dia ambil les bahasa Jerman juga disana, kelasnya tadi udah mau mulai." tuntas Raga.

Sudah hampir jam 8 malam saat Raga tiba di rumah. Pikirannya masih saja dibayangi dengan senyum Jiwa siang tadi. Raga yang biasanya tegas dan menggunakan logika, menjadi lemah bila mengingat semua hal yang terkait dengan Jiwa.

Raga langsung mandi dan berganti baju. Lalu menuju meja makan, perutnya selalu lapar kalau sudah di rumah dengan masakan rumahan yang dibuatkan Mama.

"Ma, Jiwa tadi bilang, jangan lupa hari minggu arisan." Raga menyampaikan pesan Jiwa.
"Astaga, untung kamu ingetin, hampir lupa ada arisan. Eh, dimana kamu ketemu Jiwa? Kalian pacaran ya, bisa ketemu gitu? Besok anterin Mama ya ke rumah Jiwa jam 11, arisannya sambil makan siang." celoteh Mama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun