Diulurkannya tangan kekar itu. Kusambut tangannya dengan getar di dada yang mulai mengalir.
"Ya, Mas," jawabku salah tingkah.
"Oke, Tan, sehabis acara ini boleh aku mampir ke rumahmu? Ya, ingin berekenalan dengan bapak ibumu."
Tanpa banyak alasan, keinginannya pun kusetujui. Hatiku bersorak gembira.
Dalam hati aku bersyukur semoga Allah pertemukan jodoh untukku.
Benar saja, setelah acara pada pernikahan itu usai, Mas Tarikh segera mengajakku pulang. Pertemuan mas Tarikh dan kedua orang tuaku itu pun berlangsung selama kurang lebih satu jam.
Bapak dan Ibu merasa cocok dengan kehadiran Mas Tarikh. Beberapa hal dibicarakan pada pertemuan itu. Pada akhirnya, Bapak dan Ibu memintaku untuk segera melangsungkan pernikahan.
Sebentar lagi, aku pun lulus dari ledekan jomblowati.
***selesai***