Mohon tunggu...
Zulfa Liswanti
Zulfa Liswanti Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Ibu RT

Mencoba dan masih belajar menulis di usia yang terus menua

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tidak Pernah Punah

30 Mei 2020   21:25 Diperbarui: 30 Mei 2020   23:08 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika tumbuhan langka dilestarikan

Hewan langka dilindungi

Semua tentunya manusia yang melakukan

Karena memiliki banyak kelebihan

****

Namun tentunya ada yang sangat disayangkan

Dan tak perlu pula berujung penyesalan

Kekejaman itu tidak pernah punah

Walaupun nyatanya manusia adalah makhluk dengan sebaik-sebaik ciptaan

****

Karunia Tuhan berupa akal dan nafsu 

Terkadang salah guna dan akhirnya tertipu

Berujung derita dan malu

Karena ambisi yang terlalu menggebu

****

Berucap memang mudah, namun menerapkan terkadang susah

Ketika menyampaikan materi pembelajaran bahwa kita tidak boleh sombong

Namun si penyampai itu dinilai sombong oleh  banyak raga

Demikianlah, penilaian itu tak pernah berhenti

****

Dusta, kekejaman dan kesombongan  tak pernah punah

Sakit hati  yang dirasakan tak semua akan merasa

Pikiran itu memang berbeda adanya

Tak pula semua jiwa memiliki sifat santun, peduli dan sabar seluas samudra

****

Tampunik, 30 Mei 2020

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun