Sebagai negara kepulauan dengan wilayah laut yang sangat luas, Indonesia menghadapi tantangan serius dalam menjaga keamanan perairan dari berbagai ancaman seperti illegal fishing, penyelundupan, perompakan, dan pelanggaran batas wilayah. Berikut bentuk Strategi dalam Penguatan Sistem Pertahanan dan Keamanan Laut dan implementasinya:
- Pembangunan Armada TNI AL yang lebih modern dan tersebar di berbagai pangkalan strategis, seperti pembangunan pangkalan militer di Natuna, Merauke, dan Biak.
- Pembentukan Badan Keamanan Laut (Bakamla) yang bertugas sebagai penjaga laut sipil nasional dengan wewenang patroli dan penegakan hukum.
- Koordinasi lintas instansi antara TNI AL, Polairud, Bakamla, KKP, dan Bea Cukai untuk meningkatkan efektivitas pengawasan laut.
- Teknologi pengawasan canggih, seperti radar pantai, drone, dan satelit untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan di perairan Indonesia.
- Peningkatan pelatihan dan kerja sama militer maritim dengan negara-negara tetangga untuk meningkatkan kapasitas respons terhadap ancaman maritim.
Penguatan ini penting tidak hanya untuk menjaga kedaulatan laut, tetapi juga melindungi kekayaan sumber daya maritim Indonesia yang bernilai strategis bagi ekonomi nasional.Â
Geostrategi Indonesia juga diwujudkan melalui pendekatan diplomasi aktif yang artinya pendekatan diplomasi di mana suatu negara secara proaktif terlibat dalam hubungan internasional untuk mempromosikan kepentingan nasional dan kepentingan bersama, sambil menjaga kedaulatan dan kebebasan negara (Mulyono 2017). Ini berarti negara tidak hanya merespons situasi internasional, tetapi juga mengambil inisiatif untuk memajukan tujuan diplomasi, baik secara bilateral maupun multila khususnya di kawasan Asia Tenggara dan Indo-Pasifik. Diplomasi maritim menjadi bagian penting dari strategi untuk menjaga stabilitas kawasan dan memperkuat posisi Indonesia dalam percaturan global. Berikut bentuk nyata diplomasi maritim yang terjadi di Indonesia:
- Kebijakan Poros Maritim Dunia yang dicanangkan oleh Presiden Jokowi sebagai visi strategis Indonesia dalam memanfaatkan posisi geografisnya untuk menjadi pemain utama dalam hubungan maritim global.
- Partisipasi aktif dalam ASEAN, khususnya dalam mendorong penyelesaian damai atas sengketa Laut Cina Selatan serta memajukan kerja sama keamanan dan konektivitas maritim.
- Kerja sama internasional, seperti Indian Ocean Rim Association (IORA), EAS (East Asia Summit), dan ARF (ASEAN Regional Forum) untuk memperkuat kolaborasi maritim dan ketahanan kawasan.
- Diplomasi bilateral dengan negara-negara besar seperti Amerika Serikat, Jepang, Australia, dan Tiongkok dalam bidang patroli laut, latihan militer bersama, serta penguatan sistem informasi maritim.
- Pendekatan diplomatik dalam menyelesaikan konflik perbatasan laut, misalnya negosiasi dengan Malaysia dan Filipina untuk menyepakati batas ZEE secara damai.
Melalui diplomasi maritim, Indonesia berupaya tidak hanya memperkuat keamanan kawasan, tetapi juga memajukan kepentingan nasional dalam perdagangan, lingkungan laut, dan kesejahteraan rakyat (Santoso et al. 2023).
Peran Masyarakat dan Pendidikan Wawasan Kebangsaan
     Peran masyarakat dalam menjaga kedaulatan negara sangat penting dan tidak dapat diabaikan. Masyarakat adalah elemen dasar dalam sistem ketahanan nasional. Dalam konteks geostrategi, keterlibatan warga negara di seluruh wilayah, terutama di daerah perbatasan dan pulau-pulau terluar, menjadi ujung tombak dalam memperkuat keutuhan wilayah Indonesia. Dapat di contohkan sebagai bentuk partisipasi nyata oleh warga masyarakat, seperti:
- Melaporkan aktivitas mencurigakan di wilayah perbatasan, seperti penyelundupan, perambahan wilayah, atau infiltrasi asing kepada aparat berwenang.
- Menjaga simbol-simbol negara, seperti penggunaan bahasa Indonesia, pengibaran bendera merah putih, serta pelestarian budaya nasional.
- Mengikuti pelatihan bela negara atau kegiatan ketahanan masyarakat yang digelar oleh TNI, Polri, maupun organisasi kemasyarakatan.
- Berperan aktif dalam pembangunan desa, terutama di wilayah yang strategis, dengan menjaga keamanan lingkungan dan mendorong kesejahteraan komunitas lokal.
- Membentuk forum masyarakat sadar hukum dan keamanan, yang bekerja sama dengan pemerintah dalam meningkatkan kewaspadaan sosial.
Masyarakat yang sadar akan pentingnya kedaulatan dan berpartisipasi aktif secara sukarela akan menjadi fondasi kuat dalam sistem pertahanan semesta Indonesia (Nusantoro et al. 2022).
     Pendidikan wawasan kebangsaan merupakan sarana strategis untuk membentuk karakter, sikap, dan kesadaran warga negara terhadap pentingnya persatuan, integrasi nasional, serta komitmen terhadap ideologi Pancasila. Wawasan kebangsaan menjadi dasar dalam membangun ketahanan nasional yang berkelanjutan. Berikut strategi dalam pendidikan wawasan kebangsaan sebagai penerapan geostrategi dalam mewujudkan ketahanan nasional negara Indonesia:
- Integrasi materi wawasan kebangsaan dalam kurikulum pendidikan, mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi, mencakup sejarah nasional, nilai-nilai Pancasila, UUD 1945, dan Bhineka Tunggal Ika.
- Kegiatan ekstrakurikuler, seperti Pramuka, Paskibra, bela negara, dan kegiatan sosial budaya yang menanamkan nilai kebangsaan secara praktis kepada generasi muda.
- Sosialisasi oleh instansi pemerintah, seperti Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol), melalui seminar, pelatihan, dan dialog kebangsaan di masyarakat.
- Pemanfaatan media massa dan media sosial untuk menyebarkan konten positif yang menumbuhkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air, sekaligus menangkal hoaks dan ideologi radikal.
- Pemberdayaan tokoh masyarakat, guru, dan tokoh agama untuk menyampaikan pesan-pesan kebangsaan melalui pendekatan kultural dan religius.
Melalui pendidikan dan sosialisasi yang berkelanjutan, wawasan kebangsaan dapat memperkuat mental masyarakat untuk tetap bersatu, tidak mudah terprovokasi, dan memiliki rasa tanggung jawab terhadap keutuhan NKRI (Bria Erwin 2017).
KESIMPULAN DAN SARAN
     Letak geografis Indonesia yang strategis menjadikannya sebagai poros penting dalam lalu lintas pelayaran dan perdagangan internasional. Posisi ini membuka peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi nasional melalui sektor perdagangan, pariwisata, dan investasi. Indonesia berada di antara dua benua (Asia dan Australia) dan dua samudra (Pasifik dan Hindia), serta dilintasi oleh Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), yang merupakan jalur pelayaran internasional utama. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai pusat konektivitas global yang potensial. Namun, posisi ini juga membawa tantangan serius dalam menjaga kedaulatan dan keamanan wilayah. Ancaman seperti penyelundupan, kejahatan lintas negara, dan pelanggaran wilayah laut, terutama di kawasan strategis seperti Laut Cina Selatan, menuntut Indonesia untuk meningkatkan kapasitas pertahanan maritim dan memperkuat diplomasi regional.