Mohon tunggu...
zuhdi ilham nadjir
zuhdi ilham nadjir Mohon Tunggu... Penulis - buruh tulis

cuman buruh tulis yang hoby filsafat dan sastra.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Senandung Senja dan Malam

14 April 2024   13:25 Diperbarui: 14 April 2024   13:30 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Art: Painting by Adelsteen Normann

Di suatu senja yang merona, cahaya matahari memeluk langit dengan lembutnya. Angin pun menari-nari, membawa aroma bunga-bunga liar yang bergelayutan di padang rumput yang menguning. Di tempat itu, langit senja menjadi drama alam yang megah, di mana awan-awan berarak seperti pasukan prajurit yang gagah berani, siap menghadapi senja dengan keperkasaan yang tiada tanding.

Di bawah langit yang memerah, termenung seorang di tepi danau yang tenang. Air mengalir dengan gemerlap keemasan matahari terbenam, menciptakan lagu indah dari alam semesta yang berbicara dengan bahasa cinta. Pada keheningan senja, kata-kata puisi mulai tercipta dalam pikirannya, mengalir seperti sungai yang mengalir dengan lembutnya, merangkai makna pada setiap titik dan goresannya.

Kicauan burung-burung malam menjadi latar belakang bagi kesendirian, yang tenggelam dalam lamunan tentang kehidupan dan keindahan yang melingkupinya. Setiap hembusan angin membawa suara-suara rindu yang menggetarkan hatinya, menyentuh keheningan malam dengan kedamaian yang memikat.

Di bawah gemerlap cahaya bintang yang mengawasinya, penyair itu menari dengan kata-kata yang indah. Dengan lirihnya, ia menuliskan kisah tentang pesona alam yang memesona, perjalanan jiwa yang mengalir seperti sungai, dan tentang hidup yang melantun seperti harmoni yang merdu.

Di dalam kesepian malam, gemerlapnya bintang-bintang menari di langit yang sunyi. Suara angin yang menyapu daun pepohonan dan gemericik air danau menjadi sahabatnya di bawah langit yang menyimpan misteri. Pikirannya melayang bebas, menjelajah ke tempat-tempat yang hanya dapat dicapai oleh imajinasi.

Pada tiap hembusan angin yang mengantar senandung malam, terdapat doa-doa yang terucap dalam bisikan-bisikan hati. Kita merenungkan arti kehidupan, mempersembahkan syukur atas segala anugerah, dan memohon petunjuk untuk langkah-langkah yang akan datang. Di sinilah, di dalam kedamaian malam, kita menemukan kekuatan dan ketenangan untuk melangkah, menuju masa depan yang penuh dengan harapan dan keberkahan.

Dan ketika fajar kembali bersinar, membawa cahaya baru yang menyinari langit, pengembara itu pun menyadari bahwa perjalanan itu adalah sebuah perjalanan ke dalam diri sendiri. Di antara alam yang megah dan keheningan yang menyejukkan, ia menemukan kebahagiaan sejati dalam kesederhanaan dan ketenangan yang ada di sekitarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun