Mohon tunggu...
Zofrano Sultani
Zofrano Sultani Mohon Tunggu... Ilmuwan - Historian, Researcher, Research Consultant, and Social Observer

Follow my Instagram: zofranovanova94. The researcher has an interest in the fields of East Asian History, South Asian History, the History of International Relations. and International Political Economy. He is an alumnus Bachelor of Arts in History degree currently pursuing a postgraduate in the field of socio-politics with a hobby of reading books, watching movies, listening to music, and foodies. Education level has taken: Private Kindergarten of Yasporbi II Jakarta (1998-1999), Private Elementary School of Yasporbi III Jakarta (2000-2006), Public Junior High School 41 Jakarta (2006-2009), Private Senior High School of Suluh Jakarta (2009-2012), and Department of History, Faculty of Social Sciences, State University of Malang (2012-2019). He has the full name Zofrano Ibrahimsyah Magribi Sultani.

Selanjutnya

Tutup

Money

Populisme Ekonomi Nasional Donald Trump sebagai Strategi Politik Ekonomi Domestik "American First" Menghadapi Cina (2016-2020)

6 Desember 2020   15:30 Diperbarui: 5 Februari 2021   01:56 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Trump vs Obama on US Economic Policies. | theba;ances.com

Faktor tambahan yang mempercepat belanja konsumen adalah meningkatnya lapangan kerja, pertumbuhan yang kuat dalam ekuitas rumah, peningkatan pendapatan yang dapat diputar, dan peningkatan kepercayaan konsumen. Oleh karena itu, di bawah Trump, dalam tiga tahun sebelum pandemi COVID-19, ada 6,4 juta pekerjaan tambahan dan unemployment rate dari tahun 2017-2019 sebesar 3-4%. Namun, di masa Trump di tahun 2020 terjadi pelonjakan unemployment rate sebesar 7,9% (lihat gambar 3) akibat 18 negara bagian AS melakukan lockdown sebagai pencegahan penyebaran COVID-19. 18 negara bagian AS yang melakukan lockdown salah satunya adalah Florida, Arizona, Alabama, Arkansas, California, Georgia, North Carolina, Oklahoma, dan Texas (Pramadiba, 2020).

Gambar 3. Grafik Unemployment Rate Amerika Serikat tahun 2010-2020.
Gambar 3. Grafik Unemployment Rate Amerika Serikat tahun 2010-2020.

Pertumbuhan pekerjaan penggajian bulanan rata-rata melambat menjadi 1,6% pada 2017 dan diperkirakan akan tetap pada level itu pada 2018 dan 2019 sebelum turun menjadi 1,1% pada 2021. Karena fase pemulihan ekonomi saat ini telah berlangsung lebih dari sembilan (9) tahun, percepatan yang cepat secara keseluruhan pertumbuhan pekerjaan tidak mungkin terjadi, tetapi kenaikan pertumbuhan baru-baru ini dapat disebabkan oleh reformasi pajak dari Trump. Tujuannya adalah mengoptimalkan mengalirnya dollar di dalam negeri dan penguatan konsumsi produk-produk buatan Amerika Serikat dari gempuran produk Made in China.

Upah riil (disesuaikan dengan inflasi) tumbuh selama tiga tahun pertama masa jabatan Trump melanjutkan tren kenaikan yang stabil yang dimulai selama periode pertama dari dua masa jabatan Presiden Obama. Pertumbuhan ini mencapai 2,1% per tahun pada Februari 2019, sebelum pandemi COVID-19 dengan mendapat gaji/upah rata-rata sebesar 30 dollar per jam (lihat gambar 4) (US Bureau of Labor Statistics, 2020). Ini lebih rendah dari kenaikan upah riil hingga 2,4% yang diawasi oleh Presiden Obama pada tahun 2015. Peningkatan pesat dalam pendapatan rata-rata yang kemudian terlihat pada awal penguncian virus korona sebagian besar sebagai konsekuensi dari orang Amerika yang berpenghasilan terendah kehilangan pekerjaan mereka pada tingkat yang tidak proporsional, menyusul penurunan ekonomi. Pada 2019, sekitar 4,2 juta lebih sedikit orang yang hidup dalam kemiskinan di AS dibandingkan dengan tahun sebelumnya, menurut data resmi US Bureau of Economic Analysis (US BEA) tahun 2020. Ini adalah penurunan yang signifikan, tetapi bukan penurunan terbesar dalam sejarah Amerika Serikat menurut US Bureau of Economic Analysis (2020).

Gambar 4. Grafik Wage wobble Amerika Serikat selama tahun 2008-2020.
Gambar 4. Grafik Wage wobble Amerika Serikat selama tahun 2008-2020.

Pada gambar 4, di era Donald Trump para penerima upah yang lebih rendah dari pekerjaan, data upah rata-rata per jam meningkat tajam. Upah rata-rata sejak itu mulai turun, karena pembatasan ekonomi (lockdown) telah berkurang dan pelonggaran aktivitas dari work and learn from home dengan menerapkan protokol kesehatan (protkes) WHO yang ketat selama pandemi COVID-19. Inilah narasi Trump yang berhasil menggaet pemilih untuk memilihnya, namun di pemilu tahun 2020, Trump salah langkah dalam mengatasi demonstrasi dan isu-isu mutakhir yang berkembang di dalam negeri Amerika Serikat terutama masalah LGBTI, imigran, kepemilikan senjata, COVID-19, kemiskinan dan pengangguran, dan peredaran narkoba. 

Investor Daily Indonesia (2020) memberikan rekomendasi bahwa isu yang penting bagi Trump jika dia bakal terpilih kembali di Pemilu 2020 yaitu mengakhiri pemulihan ekonomi dengan cara penangguhan pajak pendapatan dan menaikan upah sebagian besar pekerja AS untuk sementara waktu hingga tahun 2021. Presiden Trump sering menyoroti kenaikan nilai pasar keuangan AS sebagai ukuran keberhasilan khususnya Dow Jones Industrial Average. Dow Jones adalah ukuran kinerja 30 perusahaan besar yang terdaftar di bursa AS, dan mencapai rekor tertinggi pada awal tahun 2020, menurut BBC News.com (2020). Rekor itu kemudian jatuh ketika pasar bereaksi terhadap pandemi COVID-19 yang menerpa AS, menghapus semua keuntungan dan langkah politik yang dibuat sejak Presiden Trump menjabat. Tetapi pasar keuangan Amerika Serikat telah sangat tangguh dan sebagian besar telah pulih kembali ke tingkat yang mendekati pra-pandemi oleh the Fed (Federal Reserve System) menerapkan penstabilan suku bunga dan nilai dollar AS, meskipun ada goyangan baru-baru ini terutama isu-isu rasisme, kelompok kiri, dan kematian George Flyod. Namun, Financial Times (2020) menyebut kegemilangan Trump membawa pencerahan pada ekonomi domestik AS dikarenakan faktor the blue-collar boom sputtered!.

Mengukur Keefektifan dan Keefisienan dari Kebijakan Nasional Populisme Ekonomi Donald Trump sebagai Strategi Politik Ekonomi Domestik "American First"

Kebijakan nasional populisme ekonomi Trump pada pembahasan sebelumnya seperti rencana reformasi pajak telah dikenal di tahun 1986. Program itu terkenal berasal dari Ronald Reagan memberi orang kaya pengurangan pajak yang sangat besar, mengurangi tarif pajak dari 70% menjadi 28% untuk orang yang berpenghasilan tertinggi. Dia juga mendorong kebijakan perdagangan bebas, termasuk Perjanjian Perdagangan Bebas AS-Kanada (Canada-US Free Trade Agreement), pendahulu NAFTA, yang sekarang ditentang Trump karena imigran dari Meksiko masuk ke California, New Mexico, dan Texas secara ilegal. Ekonomi akhirnya meledak di bawah Ronald Reagan, tetapi sebagian besar keuntungan jatuh ke tangan orang kaya. Krisis simpan pinjam dan jatuhnya pasar saham menjelang akhir masa jabatan keduanya mengungkapkan bahwa kondisi ekonomi yang mendasarinya tidak sekuat yang ditunjukkan oleh tingkat pengangguran rendah di era itu.

Namun, Charles Murray, sorang ilmuwan sosial yang bukunya pada tahun 2012 berjudul "Coming Apart: The State of White America, 1960-2010" mencatat semakin banyaknya pencabutan hak orang kulit putih kelas pekerja bahwa sejak gerakan hak-hak sipil, orang kulit putih di tahun 1970-an hingga memasuki tahun 2000 telah mulai menjadi tidak hanya pemilih yang terlupakan tetapi juga segmen populasi yang terlupakan akibat terpusatnya kekayaan ke segelintir US crazy rich. Hal itu turut memengaruhi merosotnya gairah perekonomian domestik Amerika Serikat. 

Bendera merah ekonomi tidak segera terlihat selama tahun-tahun Reagan ketika menghadapi politik internasional pada perang Irak-Iran tahun 1988 dan perang Uni Soviet dan Amerika Serikat di Afghanistan 1979-1989, dan popularitasnya membantu mendorong wakil presidennya, George Herbert Walker Bush, ke kursi kepresidenan pada tahun 1988. Kampanye George H.W. Bush yang paling populer adalah ketika ia mengatakan "Read My Lips, No New Taxes" (Baca bibir saya, tidak ada pajak baru!) membuat Bush senior akhirnya terpilih mengalahkan Michael Stanley Dukakis (Gubernur Massachusetts), kandidat dari Partai Demokrat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun