Mohon tunggu...
Marhento
Marhento Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Seorang yang ingin berbagi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Uang? Majikan yang Buruk, tetapi Hamba yang Baik

25 November 2024   06:30 Diperbarui: 25 November 2024   08:18 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : www.booksindonesia.com

Uang adalah kekuatan atau energi yang dibutuhkan, namun perlakukanlah uang sebagai hamba sahaya. Bila kita hidup semata mengejar atau memburu uang saja, seakan kita memperlakukannya sebagai majikan. Pada siatuasi inilah si uang menjadikan kita sebagai budak. Perlakukanlah uang sebagai energi yang membuat kita bisa hidup lebih nyaman serta mulia.

Uang tidak akan membuat kehidupan menjadi bahagia. Bahkan uang sama sekali tidak bisa membeli kebahagiaan. Namun kita bisa menderita bila kekurangan uang. Namun bukan berarti tanpa uang kita tidak bisa hidup sehat. Untuk hidup sehat sesungguhnya tidak dibutuhkan uang banyak, sebaliknya ketika tubuh sakit dibutuhkan banyak uang untuk pemulihan. 

Ketika kita memburu uang untuk mengumbar kenyamanan indrawi, tubuh kita bisa sakit. Berdasarkan pengalaman serta pemahaman yang saya dapatkan, ternyata yang dikenal sebagai laku puasa membuat tubuh jadi sehat. Banyak lakuk puasa, yang banyak dikenal saat ini adalah intermitten fasting (IF).  Dengan makan terakhir sebelum jam 18.00, kita memberikan waktu bagi pencernaan untuk melakukan detoksifiksi. 

Hindari makan malam, apalagi jajan setelah jam 18.00. Inilah sebabnya saat ini, era gofood  dan sebagainya membuat penghuni RS mengalami peningkatan. Kemudahan memesan makanan secara online  membuat kita menjadi pemuja makanan. Kita tidak sadar bahwa gula yang digunakan pada makanan saat berbahaya bagi organ dalam tubuh kita. Dengan memberikan gula akan mendorong selera atau nafsu makan juga meningkat.

Dengan demikian, bukankah puasa menjadi lebih sehat serta hidup sehat, kantong kita juga hemat. Banyak jenis makanan yang enak di lidah dan juga pasti mahal, tetapi berdampak buruk terhadap kesehatan kita. Mengapa hal ini bisa terjadi? 

Karena kita tidak lagi memahami bahwa ada korelasi antara susunan gigi serta panjang usus kita sebagai manusia. Gigi dan panjang usus manusia sesuai bagi jenis makanan yang berasal dari tumbuhan. Banyak orang berkomentar, kita bagaikan kambing atau sapi? Memang betul sekali, perhatikan bentuk gigi manusia, hanya sangat sedikit yang tajam, gigi taring. Sangat berbeda dengan hewan carnivora. Demikian pula panjang usus manusia. Dengan kata lain, bila kita banyak konsumsi daging, sama saja kita menyimpan bangkai daam perut kita.

Jadikan uang sebagai hamba atau pelayan. Kitalah pengendali uang. Gunakan uang secara tepat sehingga tubuh jadi sehat. Kesehatan tubuh sangat erat keterkaitannya dengan tujuan keberadaan manusia di bumi.  Sebagaimana pengertian yang saya peroleh, keberadaan manusia di bumi bukanlah untuk menjadi budak indrawi. Keberadaan manusia di bumi untuk memperbaiki kondisi mental agar kita bisa kembali ke asal muasal.

Dengan pemahaman di atas, penggunaan uang yang paling tepat adalah untuk menjalani kehidupan spiritual, yaitu melakoni Yoga dan Meditasi. Meditasi berarti kita hidup secara sadar dari waktu ke waktu. Sadar berarti hidup dengan memperhatikan kepentingan orang lain serta kepentingan tubuh kita sendiri. Perlakukan tubuh sebagai rumah Tuhan, ingatlah Tuhan juga bersemayam dalam diri manusia. Jadi, bila kita menghargai tuhan, berikanlah asupan pada tubuh sesuai kebutuhannya.

Singkat kata : 'Kenali diri sendiri, setelah itu kita baru bisa mengenal Tuhan.'

Dengan hidup meraja terhadap uang, kita bisa hidup sehat  serta bahagia. Semakin banyak uang semakin banyak keinginan, ujung-ujungnya juga ke rumah sakit. Leluhur kita telah banyak meninggalkan warisan berharga demi hidup sehat serta bahagia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun