Mohon tunggu...
M. Pandu A. R.
M. Pandu A. R. Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Airlangga

Perkenalkan saya Muchammad Pandu Ardiyannanta Ramadhanie, mahasiswa jurusan Studi Kejepangan di Universitas Airlangga. 🐱😺

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dari Abu Perpustakaan, Pojok Baca Tumbuh Jadi Pusat Literasi Anak Gintangan Berkat Mahasiswa KKN UNAIR

30 Juli 2025   17:49 Diperbarui: 30 Juli 2025   18:45 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kebakaran Perpustakaan Desa Gintangan (Sumber: Perangkat Desa Gintangan)

Gintangan, 30 Juli 2025 --- Kebakaran yang terjadi pada 2 Mei 2025 akibat korsleting listrik menghanguskan Perpustakaan Desa Gintangan, yang terletak di dekat lapangan desa dan SDN 1 Gintangan, Kecamatan Blimbingsari. Peristiwa ini bukan hanya memusnahkan bangunan fisik, tapi juga memadamkan satu-satunya akses ruang baca publik yang selama ini menjadi sumber literasi utama masyarakat, terutama bagi anak-anak.

Sebagai alternatif sementara, pojok baca sempat dipindahkan ke Balai Desa Gintangan. Namun tanpa pengelolaan aktif, pojok baca tersebut tidak dimanfaatkan dengan optimal dan nyaris terbengkalai. Aktivitas literasi pun secara tidak langsung terhenti.
Situasi ini menjadi perhatian mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Belajar Bersama Masyarakat (KKN-BBK) 6 Universitas Airlangga tahun 2025, yang melaksanakan program tematik literasi di Desa Gintangan, dalam kolaborasi dengan Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI). Salah satu fokus utama mereka adalah menghidupkan kembali pojok baca yang selama ini kurang pengunjung.

 "Kami ingin pojok baca bukan sekadar tempat menaruh buku, tapi menjadi ruang hidup tempat anak-anak bisa tumbuh lewat cerita," ujar Muchammad Pandu Ardiyannanta Ramadhanie, penanggung jawab program Layanan Perpustakaan dari tim KKN-BBK 6 UNAIR.


Bersama Pak Umar, pengelola Perpustakaan Desa Gintangan sekaligus bagian dari jaringan Perpusnas, para mahasiswa melakukan sejumlah inisiatif, antara lain: 

- Menata ulang tampilan dan tata letak pojok baca agar lebih ramah anak

- Menyediakan buku bacaan yang relevan dan edukatif

Mengadakan berbagai kegiatan literasi aktif seperti:

- Membaca nyaring

- Read Me a Book

- Dongeng dan cerita rakyat interaktif

Anak-anak di Pojok Baca Desa Gintangan (Sumber: Mahasiswa KKN)
Anak-anak di Pojok Baca Desa Gintangan (Sumber: Mahasiswa KKN)

Tak hanya itu, mahasiswa juga mendonasikan sejumlah buku bacaan dan secara langsung mengajak anak-anak dari SDN 1 dan SDN 2 Gintangan untuk datang ke pojok baca dan terlibat dalam kegiatan literasi.

Pak Umar, Joshua, dan Fikri sedang Berdiskusi Agar Layanan Perpustakaan  Bisa Bangkit Kembali (Sumber: Mahasiswa KKN)
Pak Umar, Joshua, dan Fikri sedang Berdiskusi Agar Layanan Perpustakaan  Bisa Bangkit Kembali (Sumber: Mahasiswa KKN)
"Pojok baca sebelumnya tidak pernah benar-benar hidup. Sekarang, setiap siang selalu ada anak-anak datang dan membaca. Ini perubahan besar," ungkap Pak Umar, yang mendukung penuh program ini sejak awal.
Untuk memastikan keberlanjutan, mahasiswa juga menyusun sistem pengelolaan sederhana yang diserahkan kepada perangkat desa dan kader lokal. Penerapan pojok baca difokuskan di Dusun Kedungsari, meskipun pesertanya berasal dari berbagai wilayah di Desa Gintangan.

Ainur Mahasiswa KKN sedang Melakukan Kegiatan Literasi Read Me a Book Bersama Anak-anak (Sumber: Mahasiswa KKN)
Ainur Mahasiswa KKN sedang Melakukan Kegiatan Literasi Read Me a Book Bersama Anak-anak (Sumber: Mahasiswa KKN)
"Melihat anak-anak kembali antusias datang, duduk membaca, dan mengikuti kegiatan literasi membuat kami yakin bahwa langkah kecil ini punya dampak besar," tutur Joshua Roy Sebastian, mahasiswa yang aktif mengelola kegiatan literasi anak.

Mahasiswa juga memanfaatkan media sosial sebagai alat promosi untuk menjangkau lebih banyak warga, terutama generasi muda. Salah satunya melalui video edukatif dan dokumentasi kegiatan pojok baca yang diunggah di TikTok. Video tersebut dapat diakses melalui tautan berikut: https://vt.tiktok.com/ZSShqmNuk/


"Dari puing-puing perpustakaan yang hilang, semangat literasi justru tumbuh lebih kuat. Pojok baca bukan hanya ruang membaca, tapi simbol bahwa keterbatasan fisik tak bisa membatasi semangat belajar," tambah Pandu.

Kini, pojok baca di Balai Desa Gintangan telah tumbuh menjadi lebih dari sekadar ruang alternatif, ruang ini menjadi ruang harapan, ruang tumbuh, dan ruang hidup bagi generasi muda desa.

Mahasiswa KKN-BBK 6 UNAIR Berdiskusi Bersama Kepala Desa dan Pengelola Perpustakaan Mengenai Pojok Baca. (Sumber: Mahasiswa KKN).
Mahasiswa KKN-BBK 6 UNAIR Berdiskusi Bersama Kepala Desa dan Pengelola Perpustakaan Mengenai Pojok Baca. (Sumber: Mahasiswa KKN).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun