Ketika ditanya apakah ada rencana untuk membuka cabang atau memperluas usaha, Bu Warsini menjawab dengan rendah hati. "Saya sih jalanin pelan-pelan saja dulu. Yang penting bisa konsisten, pelanggan puas. Kalau ada rezeki dan bantuan, mungkin nanti buka satu tempat tetap atau kios kecil biar lebih nyaman."
Ia juga mengatakan bahwa saat ini masih dibantu anaknya yang ikut turun tangan, mulai dari menyiapkan bahan, melayani pembeli, hingga membantu promosi di media sosial. Ke depan, ia terbuka untuk menerima kerja sama, asalkan tetap bisa menjaga kualitas dan cita rasa asli yang menjadi ciri khas usahanya.
Kisah Bu Warsini dan es dawetnya adalah bukti bahwa inovasi tidak selalu harus besar dan mahal. Kadang, cukup dengan keberanian untuk menambahkan sentuhan baru pada sesuatu yang klasik, hasilnya bisa luar biasa. Di saat banyak orang berusaha tampil modern dengan meniru budaya luar, Bu Warsini justru berhasil melejit dengan cara mempertahankan kearifan lokal, sambil menyajikannya dalam bentuk yang lebih menarik.
Es dawet durian Bu Warsini bukan hanya tentang minuman segar di tengah panasnya cuaca, tapi juga tentang kreativitas, ketekunan, dan keberanian untuk mencoba. Siapa sangka, dari gerobak kecil di tepi jalan, lahir sebuah cerita besar yang menginspirasi banyak orang.
Jadi, kalau kamu sedang mencari minuman yang tak hanya menyegarkan tapi juga punya cerita di balik rasanya, es dawet Bu Warsini wajib masuk dalam daftar tujuanmu. Tapi ingat, datang lebih pagi supaya nggak kehabisan!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI