Mohon tunggu...
Zatil Mutie
Zatil Mutie Mohon Tunggu... Guru - Penulis Seorang guru dari Cianjur Selatan

Mencintai dunia literasi, berusaha untuk selalu menebar kebaikan melalui goresan pena.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerita Fabel: Kisah Kepiting Bakau yang Sombong

7 Januari 2021   06:49 Diperbarui: 7 Januari 2021   07:02 4120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Selamat siang, Tuan Kepiting raksasa!" ucap ikan dan udang berbarengan. Si kepiting tampak kebingungan untuk sejenak.

"Hmmm, ada apa gerangan kalian menemuiku?" sambut sang kepiting raksasa memandangi kedua makhluk di depannya.

"Ka ... kami, kami minta maaf jika sudah mengganggu waktu, Tuan. Sebenarnya, kami ini sudah benar-benar tersiksa dengan perilaku zalim kepiting bakau. Dia menyerang dan memangsa anak-anak kami. Padahal jatah makanan dari bangkai ikan yang mengapung di sungai pun selalu ada. Atau bangkai binatang lain yang dia sukai kami tidak pernah mengganggunya." Tetua perwakilan kelompok ikan mulai bercerita.

" Ya, Tuan, kami pun sama. Anak-anak udang dimakannya dengan rakus. Kami jadi sedih dan merasa terancam jika terus begini. Masa depan kami akan punah jika anak-anak kami mati dimangsa kepiting bakau." Tetua udang menambahkan dengan mimik muka yang sedih.

"Lalu, apa yang harus aku lakukan untuk memberi pelajaran si sombong itu?" tanya kepiting raksasa.

" Jadi kami sepakat, anak-anak kami akan pura-pura bermain mendekati kepiting bakau. Lalu, jika dia mulai memangsa, anak-anak kami akan mundur. Dan Tuan akan mengajaknya duel lalu kurung dia di daratan. Biarkan dia merasa kelaparan dan jera. Hingga dia berjanji kepada kami untuk tidak mengganggu kami lagi," papar Tetua ikan yang tampak begitu cerdas itu.

***
Sesuai rencana, pada waktu yang telah ditentukan para anak ikan dan udang bergerombol berenang melewati kepiting yang sedang asik menjelajahi sungai.

"Ha! Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ha ha ha ... kalian memang bodoh. Mendekati Kepi Raja Sungai sama saja mencari maut!" teriaknya membuat para anak udang dan ikan ketakutan. Mereka berbalik arah dan berusaha berlari dari tangkapan si Kepi.

 Tanpa diduga dari arah berlawanan muncullah kepiting hutan raksasa yang telah siap menerjang kepiting bakau. Kepiting raksasa sengaja mengalihkan perhatian kepiting bakau dengan mengajaknya bertarung di pinggir sungai. Pertarungan makin sengit disaksikan aneka satwa air lainnya. Mereka berdoa agar si Kepi bisa dikalahkan.

Kepiting raksasa pura-pura terdesak dan memasuki lubang tempat kediamannya. Lalu, kepiting bakau mengejarnya. Dilihatnya seonggok bangkai tikus montok tergeletak di dalam persembunyian kepiting raksasa. Dia mulai kelaparan dan tak tahan untuk menyantap bangkai itu. Tanpa dia ketahui kepiting raksasa yang sudah menyiapkan perangkap keluar melalui lubang yang lain.

Setelah habis bangkai itu kepiting mengedarkan pandangannya ke sekeliling lobang. Dan dia sungguh terperanjat. Saat pintu lubang keluar sudah ditutup oleh batu dari dua arah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun