Saya pernah ditegur seorang teman karena terlalu sering menulis postingan yang "terlalu kaku dan tegas" di status. Ia menyarankan agar saya menulis dengan lebih lembut dan inklusif. Awalnya saya defensif, tapi kemudian saya evaluasi ulang dan sadar bahwa dakwah juga harus menerima masukan, agar tidak hanya menyampaikan kebaikan, tapi juga menghadirkannya dengan cara yang baik.
Kesimpulan Reflektif
Dakwah adalah proses yang dinamis. Tanpa evaluasi, dakwah bisa kehilangan arah dan kehilangan audiens. Tanpa pengembangan, dakwah bisa stagnan dan terasing dari realitas umat. Evaluasi bukan berarti mencari kesalahan, tetapi ikhtiar untuk memperbaiki dan meningkatkan keberkahan dakwah.
Saya belajar bahwa setiap aktivitas dakwah sekecil apa pun harus disertai refleksi: Apakah pesan saya dipahami? Apakah cara saya menyentuh hati? Apakah saya sudah menjadi contoh dari apa yang saya sampaikan?
Dakwah yang berhasil bukan hanya yang ramai dihadiri, tetapi yang mengubah hati, membangun komunitas, dan berkelanjutan dalam kehidupan nyata.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI