Mohon tunggu...
Zarmoni
Zarmoni Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penggiat Seni dan Budaya Kerinci

Penggiat Seni, Adat dan Budaya Kerinci

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Aplikasi BBM dan Ekonomi Pengecer Jalanan Kerinci

6 September 2022   00:00 Diperbarui: 6 September 2022   14:51 1036
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi antre BBM (KOMPAS.COM/RASYID RIDHO) 

Jarak antara Pom Bensin satu dengan lainnya lumayan jauh, sebelum aplikasi my pertamina launching, di sepanjang jalan Kerinci-Jambi ataupun Kerinci-Padang berjejer para penjual minyak jalanan, sehingga orang-orang yang berkendaraan tidak merasa was-was ketika bahan bakar kendaraan mereka habis. 

Sumber. FB Eka Putra Antrian panjang pengisian BBM
Sumber. FB Eka Putra Antrian panjang pengisian BBM

BBM jarang langka jadinya, apalagi masyarakat Kerinci yang mayoritas petani, pedagang, dan wiraswasta senantiasa menggunakan Bahan Bakar Minyak untuk fasilitas kerja mereka. 

Petani membutuhkan minyak untuk mesin bajak sawah, mesin bajak ladang, mesin semprot, mesin pengisap air, kendaraan ladang, mesin parut kelapa, genset, dan lain sebagainya. 

Namun disaat launchingnya aplikasi My Pertamina, para penjual minyak eceran banyak yang berhenti menjual minyak sehingga kebutuhan minyak menjadi meningkat.

Sedangkan, minyak hanya dapat dibeli di Pom Bensin dan membelinya harus menggunakan aplikasi dan tidak boleh mengisi dirigen. Memang masih ada beberapa orang yang menjual minyak eceran, namun untuk mendapatkannya cukup sulit.

"Semenjak pembelian BBM harus menggunakan aplikasi, kami tidak bisa lagi berjualan, karena tidak tahu bagaimana cara menggunakan HP tersebut," keluh Hamsidar warga Siulak Gedang salah seorang penjaja minyak eceran yang telah lanjut usia, Kamis, (25/08).

"Tidak ada lagi agen yang mengantarkan minyak untuk kami, sedangkan kami sudah tua, hanya menjual minyak eceran yang kami bisa untuk memenuhi kebutuhan harian kami," unkgap Suarni warga Telago Biru.

"Entah bagaimana musim membajak sawah kedepannya, jika bensin yang kami butuhkan sangat sulit di dapat," keluh Pak Yos salah seorang warga yang bergerak dibidang jasa membajak sawah menggunakan mesin. 

"Beginilah nasib kami orang miskin. Usaha menjual minyak eceran ini telah kami geluti sejak lama, namun kali ini, kami tidak bisa lagi membiayai sekolah anak kami, karena untuk mendapatkan minyak cukup sulit," kata Warti salah seorang penjual minyak eceran.

Naiknya harga BBM sebenarnya tidak jadi soal buat pemilik kendaraan yang harus menggunakan kendaraannya, mau tidak mau, suka tidak suka mereka juga harus membeli minyak untuk kebutuhannya, mereka punya uang untuk membeli kendaraan tentulah punya komitmen tersendiri untuk membeli bahan bakarnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun