Masa SMP menjadi fase penting dimana Moreno mulai menguasai lebih lanjut desain digital dan penggunaan Adobe Photoshop. Hal ini tidak lepas dari peran guru seni budayanya yang membimbing dan mendukungnya. Pada fase inilah Moreno mulai sadar akan bakatnya dan mulai belajar secara mandiri atau secara otodidak dengan mengandalkan tutorial dari YouTube dan platform media sosial lainnya.
Perjuangan Moreno di SMP berbuah manis ketika ia berhasil meraih juara 2 pada tingkat kabupaten Wonogiri dalam lomba FLS2N Desain Digital. Namun yang lebih mengejutkan, di tingkat provinsi Jawa Tengah, Moreno justru berhasil meraih peringkat 2 dengan desain yang sama, mengalahkan temanya yang meraih juara 1 pada tingkat kabupaten Wonogiri. Sebuah pencapaian yang semakin menegaskan bakat istimewanya.
Lomba FLS2N saat Moreno SMP berlangsung ketika pandemi COVID-19 sedang ganas-ganasnya melanda Indonesia. Namun, situasi sulit tersebut tidak menyurutkan semangat dan kreativitas Moreno. Bahkan, berkat prestasi-prestasinya di SMP, ia berhasil masuk ke SMA favorit di pusat kabupaten Wonogiri melalui jalur prestasi, menduduki peringkat pertama dengan akumulasi nilai akademik dan piagam yang dimilikinya.
Tahun pertama di SMA tidak banyak yang bisa Moreno tunjukkan karena pembelajaran masih bersifat hybrid, tatap muka hanya dilakukan beberapa kali dalam seminggu. Namun, ketika memasuki tahun kedua dengan pembelajaran tatap muka penuh dan adanya mata pelajaran seni lukis, kemampuan Moreno kembali menjadi sorotan. Ia pun kembali terpilih menjadi wakil sekolah untuk lomba FLS2N desain digital.
Percobaan pertamanya di tingkat SMA membawa Moreno hanya sampai tingkat kabupaten, terkalahkan di tingkat provinsi. Kegagalan ini menjadi pembelajaran berharga baginya tentang pentingnya kesiapan diri dan dukungan dari berbagai pihak.
Tahun ketiga SMA menjadi masa puncak prestasi Moreno. Pada percobaan keduanya, ia berhasil menduduki peringkat pertama tidak hanya di tingkat kabupaten Wonogiri, tetapi juga provinsi Jawa Tengah. Prestasi ini mengantarkannya menjadi kontingen FLS2N Jawa Tengah untuk berlomba di tingkat nasional.
Di tingkat kabupaten dan provinsi, Moreno membuat desain digital dengan tema "Flexing: Know Your Limit, Berpikir Panjang, Improve Skill, Kesampingkan Gaya Hidup Bagi Remaja." Sedangkan di tingkat nasional, ia mengangkat tema "Mental Health: Merangkul Teman-teman yang Memiliki Gangguan Mental untuk Melanjutkan Hidup."
Kompetisi tingkat nasional menuntut Moreno untuk benar-benar detail dan paham betul dengan desain poster digital yang dibuatnya, termasuk memperhatikan pemilihan elemen dan warna tertentu karena mengandung makna tertentu. Ia juga harus membuat proposal untuk mempresentasikan karyanya.
Setelah melewati masa karantina dan perlombaan selama kurang lebih satu minggu, tibalah waktu pengumuman. Moreno berhasil meraih perak atau peringkat 2 nasional FLS2N desain poster digital, sebuah pencapaian luar biasa bagi anak dari kabupaten kecil seperti Wonogiri.
"Sebenarnya aku nggak nyangka bakal dapet perak di tingkat nasional ini, aku cuman berekspektasi akan memenangkan sampai tingkat provinsi kayak waktu SMP," ungkap Moreno dengan rendah hati.
Untuk mencapai titik tersebut tentunya bukan hal yang mudah bagi Moreno. Banyak tantangan yang harus dilaluinya, terutama berasal dari lingkungannya yang tidak begitu paham tentang desain digital.