Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merdeka dengan Mengasingkan Benci dan Mengosongkan Mimpi

23 Agustus 2022   22:02 Diperbarui: 24 Agustus 2022   07:00 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber foto: pixabay.com

Mungkin, saat ini anak bangsa sedang meramu ulang makna kemerdekaan di era kekinian? Atau malah gagap memilah dan gugup memilih mana sikap positif dan apa sikap negatif. Bersebab, tak memiliki panduan dan ukuran yang serasi dan selaras?

Aih, lupakan! Anggaplah, dua bangunan asumsi di atas, gegara aku menggunakan rumus kiramologi. Ahaaaay....

sumber foto: pixabay.com
sumber foto: pixabay.com


Mengasingkan Benci, Mengosongkan Mimpi

Bagiku, subjudul ini, mungkin bisa sedikit menjawab dua asumsi di atas. Alasannya?

Pertama, tentang Mengasingkan Benci

Silakan tilik catatan, kisah atau memoir para pendahulu bangsa. Akan terajut benang merah yang sama: "Bangsa ini hadir, karena rasa cinta. Bukan bibit benci!"

Poin ini, berbanding lurus, jika meminjam teori sebab terjadinya sebuah negara: Karena ada keinginan untuk hidup bersama.

Logikanya, bagaimana bisa hidup bersama dengan memelihara rasa benci?

Tak perlu meminjam petikan banyak kisah. Cukuplah hikayat perang Bharatayudha menjadi pelajaran dan pembelajaran. Bagaimana Kurawa dan Pandawa yang senyatanya bersaudara, akhirnya saling tikam dan tenggelam!

Hematku, bila masih tak mampu melupakan, mengasingkan rasa benci bisa menjadi tawaran untuk mengisi kemerdekaan.

Apatah mungkin? Silakan dicoba dari hal-hal yang kecil, tah? Semisal berbagi senyuman pada jiran tetangga dan semua orang yang berada di sekitar kita. Yihaaaa....

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun