Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Seusai Azan

25 April 2022   19:45 Diperbarui: 25 April 2022   19:49 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hujan. Sumber Foto oleh Elif Aksoy dari Pexels

Kulihat sebatang tubuh rapuh sejak tadi bersandar diam menghitung butiran hujan. Sepasang mata teduh menatap hampa lalulalang kendaraan di jalan.

Aku tak ingin berucap iba. Itu akan berujung luka.

Kusaksikan, seruas bambu berujung daun pisang tak lagi berayun pelan. Mungkin lalat pengganggu telah meringkuk di sarang kedinginan.

Aku tak ingin berucap kasihan. Itu akan menambah beban.

Berkali kulihat dan kusaksikan. Seulas senyuman itu terlantar di antara pajangan jajanan. Mungkin jejak ingin telah melesat dan tersesat di kejauhan angan.

Seusai azan, aku ingin berbagi bisikan: "Nak, Ramadan bukan hanya menahan. Tapi bertahan!"

Curup, 25.04.2021
zaldychan
(Untuk pedagang Takjil di sudut hujan)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun