Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi: Membasuh Sepi

17 Juni 2021   15:38 Diperbarui: 17 Juni 2021   18:17 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perjalanan pulang (sumber gambar: pixabay.com)

Akhirnya kau kembali.

Tumis kangkung, sambal teri goreng dan kerupuk udang belum terhidang di meja makan. Kuharap sebentar lagi, usai tangismu membasuh sepi. Kau mau?

Dapur tak lagi seperti dulu. Tak ada asap dan abu hasil pembakaran kayu. Dua kompor bersumbu pun masih tergeletak di belakang pintu. Kau belum lupa letak sumur sebelum ada dapur, kan?

Kamar tidur pelangimu masih seperti dulu. Dinding kuning, karpet biru, dan dipan kayu berwarna hijau. Kau ingat tangismu tentang lemari baju? Saat ini kau pasti tahu, pelangi tak pernah memiliki warna ungu.

Tak ada warna-warni di sebelah kamarmu. Mungkin sedikit pengap dan berdebu. Namun, kutemukan pelangi di sudut matamu. Semoga tak kau cari di mataku.


"Besok aku harus pergi, Yah!"

Di antara tumis kangkung, sambal teri goreng, dan kerupuk udang yang sudah terhidang. Kuharap pergimu tak seperti ibumu.

Kau mau kembali?

Curup, 17.06.2021
Zaldy Chan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun