Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menakar Esensi Menulis

15 Maret 2021   16:10 Diperbarui: 15 Maret 2021   16:57 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar pilihan arah sekarang dan setelah itu [sumber gambar: pixabay.com]

Oleh karena itu, aku harus bersiap malu menerima tuduhan-tuduhan itu. Aku pun harus siap sedia jika muncul penyangkalan atau bantahan tanda tak setuju. Anggaplah sebagai bentuk tanggung jawab murah meriah terhadap tulisanku.

Wong, menulisnya di ruang publik, tah?

ilustrasi gambar pensil dan kertas [sumber gambar: pixabay.com]
ilustrasi gambar pensil dan kertas [sumber gambar: pixabay.com]
Kedua. Memilih Menunda

Usai melihat kumpulan catatan di ponsel dan di komputer, ternyata aku sering memilih tidak atau menunda menayangkan tulisan ke ruang publik. Salah satunya, ketika aku memilih tidak terlibat dalam perdebatan boleh atau tidak merayakan Valentine Day.

Bagiku, sing penting ojo repot-repot berkasih sayang. Mau merayakan kasih sayang di hari Valentine, silakan. Saat Idul Fitri, monggo! Di saat Imlek, lakukanlah! Di hari Pahlawan, hari Kartini atau di hari kiamat jika sempat, silakan!

Mungkin, memang ada orang yang memilih mencurahkan kasih sayang secara terjadwal, kan?

Cara mengungkapkan, boleh saja berbeda. Ada yang dengan ucapan "aku sayang kamu". Ada yang dengan memberi hadiah. Atau ada juga yang marah-marah, sebab memahami marah itu bagian dari tanda sayang.

Mungkin juga ada yang mengungkapkan kasih sayang tanpa bicara. Semisal membantu pindahan rumah tetangga atau sekadar mentraktir segelas kopi. Bisa jadi, ada yang menganggap begitu berharganya rasa kasih sayang, kemudian dipendam dalam diam.

Saat itu, aku berpikir, usahlah gara-gara membahas momen kasih sayang, malah antar teman tarik urat leher dan saling betot urat saraf! Kemudian malah berujung kegagalan mempraktikkan inti dari perdebatan : Melakukan kasih sayang.

Hematku, membahas cara atau momen kasih sayang, tak usah rumit-rumit. Esensi interaksi manusia itu, adalah "kasih sayang". Kemudian berwujud saling menghormati dan menghargai. Jika berujung hujatan dan makian? Maka telah terjadi erosi dari esensi "kemanusiaan", tah?

Akhirnya, karena khawatir sibuk dengan pikiran sendiri, aku memilih menunda menayangkan tulisan dengan tema Valentine Day dan Kasih sayang. Hiks...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun