Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menakar Esensi Menulis

15 Maret 2021   16:10 Diperbarui: 15 Maret 2021   16:57 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi gambar pilihan arah sekarang dan setelah itu [sumber gambar: pixabay.com]

"Hari ini belum menulis, Bang?"

"Belum!"

"Lagi sibuk, ya?"

"Lagi tak siap malu. Hiks..."

Sejujurnya, aku merasa sedikit ngartis, jika dihadapkan dengan pertanyaan itu. Jarang-jarang! Biasanya, aku acapkali ditanya, "Kenapa jeleknya nambah, Bang?"

Dengan merangkai seratus kata hingga seribu kata, adalah bohong, jika aku tak merasa sedikit besar kepala, ternyata aku diperhatikan. Ternyata lagi, tulisanku dinantikan. Atau berkat tulisan itu, aku mendapatkan satu atau dua pembaca yang akhirnya menjadi teman baru.

Sesungguhnya, aku setiap hari menulis. Jika ide muncul, bisa saja aku tulis sebagai konsep dalam catatan ponsel. Atau draft kasar yang berserakan dalam file di komputer. Setidaknya, ada tiga alasan, kenapa kulakukan itu. Aku tulis, ya?

ilustrasi gambar mengungkap identitas keberadaan [sumber gambar: pixabay.com]
ilustrasi gambar mengungkap identitas keberadaan [sumber gambar: pixabay.com]
Pertama. Bersiap Malu Setelah Menulis

Aku sering menjawab, ketika menulis, aku mesti dalam kondisi siap malu. Jika sudah menayangkan tulisan, artinya, aku sudah bersiap dan berserah diri atas semua isi tulisanku. Termasuk berani malu. Kok, bisa?

Aku tak terlatih sebagai pelempar batu ke sebuah lubuk. Dan bukan termasuk golongan yang tak lagi kepikiran, bagaimana nasib tulisanku itu nanti. Atau golongan terserah pembaca saja. Mau diingat, disimpan atau dilupakan.

Dalam menulis, bisa saja yang aku tulis itu malah "dianggap" mengajari, menyalahkan, atau seakan-akan aku makhluk paling suci. Terkadang boleh jadi isi tulisanku tak berdasar, tanpa landasan teori plus bangunan argumentasi yang presisi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun