Mohon tunggu...
zaldy chan
zaldy chan Mohon Tunggu... Administrasi - ASN (Apapun Sing penting Nulis)

cintaku tersisa sedikit. tapi cukup untuk seumur hidupmu

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

7 Alasan Tersembunyi di Balik Sapaan

4 Januari 2021   11:45 Diperbarui: 4 Januari 2021   12:27 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Aksara scrable. Rahasia di balik nama (sumber gambar: pixabay.com)

"Menurut Uda, bagaimana?"

"Mas pasti tidak..."

"Seharusnya, Bang. Kalau..."

"Ayah pernah bilang, jika..."

"Tapi, Pak! Dia sering..."

"Abah! Kenapa..."

"Lah? Kan, Kakak yang..."

Aih! Seperti tujuh lapis langit dan tujuh lapis kue lapis. Selain nama, tujuh kalimat di atas adalah tujuh kata sapaan yang kudapatkan. Di dunia nyata maupun dunia maya.  

Belum lagi  Dek, Om atau Bro. Belum termasuk "sapaan ajaib" semisal si Gondrong, Limbad, Orang Hutan, Manusia Purba, Seniman Terlantar, Pujangga Kegelapan, bahkan Paradoksman!  Emejing, makjleb sekaligus maknyus, tah?

Apakah sapaan itu menjadi masalah? Kuanggap saja, sapaan itu mirip lem, yang tersembunyi di balik lembaran perangko! Senyap, tak terlihat namun mengikat erat sebagai perekat. Ahaay...

Jadi, kucoba merekayasa alasan-alasan munculnya sapaan itu. Hasil classter-nya, aku tulis, ya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun